14 March 2011

Gay Backpacker 4

Goyangan Memikat

Di luar diskotik Arjuna.

"Rud... kita pulang saja sekarang yuk.." ajak Andre

"Nantilah... kan pertunjukannya sebentar lagi..." kata Rudi

Tiba-tiba ada suara dari belakang.

"Wah jangan pulang dulu... bagus loh striptisnya..." kata lelaki itu.

Seorang lelaki tegap dan tinggi. Pawakannya lebih pantas kalau jadi marinir. Sepertinya seorang pengunjung diskotik juga. Mungkin dia suntuk di dalam tapi sayang kalau melewatkan pertunjukan striptis pria malam itu. Sama seperti Andre. Satu yang kurang tepat adalah dia berbaju batik. Atau mungkin sekarang batik juga sudah menjadi baju buat dugem? Atau seorang intel?

Andre dan Rudi menengok bersamaan. Mereka berpandangan tak tahu kenapa orang itu mengatakan begitu. Lalu orang itu mengulurkan tangan.

"Kenalkan, Odi..." tangan Odi disambut Andre dan Rudi bergantian.

Sepandangan saja mereka tahu kalau Odi seperti mereka. Radar seperti ini hanya dimiliki oleh kaum PLU (People Like Us) yang dinamakan gaydar. Andre dan Rudi mendekati Odi yang sekarang sudah duduk di dekat pintu samping diskotik.

"Wah kalau yang tampil mas Odi pasti seru ya Rud.." ujar Andre tersenyum.

Odi hanya tersenyum.

"Body kalian juga bagus... terutama kamu Ndre. Sering ngegym ya?" puji Odi

"Wah kalau dia sih jangan ditanya. Tidurnya saja di gym hahaha..."

"Owh satpam gym ya?" tebak Odi.

Rudi hanya tertawa karena begitu ngaconya tebakan Odi.

"Sorry... atau trainer?"

"Hmm ya begitulah..." Andre jadi kurang senang.

"Yah apapun pekerjaan asal tidak merugikan orang lain aku sih anggap itu baik. Kalau sudah mengambil hak orang lain apalagi merugikan itu baru namanya jahat" Odi berkata begitu sambil menunduk seakan berkata pada dirinya sendiri.

"Lah kalau mas bule ini kerjanya apa?"

"Ah kalau dia bos... jalan-jalan ke luar negeri melulu kerjanya" sambar Andre.

"Nggak. Bukan. Kuli juga kok... kerja tour and travel"

"Wah bagus tuh... saya ingin ke luar negeri. Belum pernah lihat seperti apa rasanya luar negeri itu..." kembali Odi menerawang.

Sepertinya dia sedang banyak pikiran. Dari logatnya yang agak sunda, Andre menduga kalau Odi masih orang sekitar Pangandaran saja.

"Mas Odi ini tinggal di mana?" tanya Andre.

"Hmm aku lagi main ke tempat teman di sini. Kebetulan temanku malam minggu dengan ceweknya. Daripada bete aku ke sini saja"

"Teman atau teman nehhh...?" goda Rudi.

"Ah kalian ini... teman. Aku baru putus dengan bfku. Dia menikah minggu lalu. Aku merasa segalanya akan berakhir. Dia memutuskan mengikuti mau orangtua untuk menikah dengan gadis pilihan mamanya. Aku ke sini ingin menenangkan diri."

Rudi dan Andre mengangguk-angguk.

"Kalau kalian tinggal di mana? dan dari mana? sepertinya kalian dari Jakarta.."

"Tuh di hotel sana. Kami sedang Backpacker... gay backpack tepatnya. Kami bersepuluh tapi tadi siang dua orang pulang ke Jakarta karena ada kecelakaan di Green canyon"

"Lah yang lain mana?" tanya Odi.

"Tadi kami ke sini berempat. Dua orang teman kami memutuskan pulang dahulu karena ingin istirahat. Besok pagi mau lihat sunrise"

Odi melihat ke jam tangan.

"Masuk lagi yukk... sebentar lagi acaranya dimulai"

Mereka bertiga beriringan melalui pintu masuk. Penjaga yang sudah mengenali mereka mengangguk dan membiarkan mereka masuk. Sebenarnya, para penjaga lebih mengenali Odi tepatnya.

Bertiga menuju ke sebuah sofa kosong di pojok.

"Aku tinggal dulu ya bro..." Odi berpamitan sambil menepuk punggung Rudi dan Andre.

Odi meninggalkan mereka berdua.

"Ya udah ... kita turun lagi saja yuk..." ajak Rudi sambil menyeret tangan Andre.

***

"Mmmmhhhh.... " Andra menggumam menahan nikmat karena kontolnya dihisap Awang.

Mereka berdua sudah telanjang bulat. Andra mengangkang bersandar bantal putih di bahunya sedang Awang menggenggam mengulum keluar masuk mulut senjata Andra yang besar tapi tidak terlalu panjang. Mata Andra menutup, bibirnya digigit separuh menikmati nikmat rangsangan Awang.

Awang bukan gay murni namun dia tidak kurang pengalaman untuk membuat pria lawan mainnya kelojotan hingga menjadi ketagihan.

"Sssshhh Wang, nikmat...." erang Andra

Awang juga sangat menikmati mengulum kontol seperti ini. Baginya kontol adalah benda yang paling sexy di dunia.

Awang naik dan menindih tubuh telanjang Andra lagi. Mereka bercumbu dan berpelukan lama sekali. Dada menempel dada, tangan .saling memeluk, kontol pun bergesekan. Tak terkira nikmatnya.

Wajah Awang yang sudah sexy semakin memancarkan aura kegantengannya saja kalau sedang merasakan nikmat begitu. Sama seperti para model porno yang sedang berfoto untuk cover vcd porno mereka. Sudah sexy jadi semakin sexy dan mengundang para pembeli untuk mengambil dan membayar film mereka.

Andra sangat menikmati tubuh dan permainan Awang yang sangat didambakannya. Bagi Andra, Awangadalah gambaran bf sempurna yang diinginkan selama ini. Macho, ganteng, dan kadang jual mahal di hadapannya. Beda sekali dengan cowok homo yang sering dijumpai di fitnesan. Mereka kelihatan sekali mendekati karena uang atau karena sex. Awang adalah lelaki yang harus ditaklukan.

"Sshh Wang... nikmati aku... " Andra memeluk erat tubuh Awang.

***

W U U U U U U .......

Koor pengunjung diskotik Arjuna ketika musik dihentikan untuk break sesi kedua.

"Sekarang saatnya kita menikmati pertunjukan spektakular khusus untuk malam ini..." mc diskotik mengumumkan dimulainya striptis.

Lalu terdengar suara musik pengiring. Empat orang berjubah hitam keluar dan mengambil posisi di depan lalu mulailah hentakan-hentakan membuat para jubah hitam bergerak ritmis dan seragam. Penonton bertepuk tangan menikmati tari itu. Para penari membuka sarung tangan kulit yang berwarna hitam dan tampak tangan-tangan kekar. Empat orang pria kekar. Gerakan semakin menarik. Saat tangan diangkat tampaklah lengan-lengan berotot. Banyak penonton mendekat untuk melihat lebih jelas lagi. Gerakan berikutnya menyingkapkan bagian kepala tapi mereka masih memakai topeng  separuh muka berwarna emas. Tapi wajah dan rambut mereka jelas, mereka adalah pria macho dan jantan. Tarian keempatnya semakin lincah saja. Kaki-kaki kekar dan telanjang hingga paha pun mulai dipamerkan. Ada penonton yang bersuit entah dari mana. Saat ada jeda musik dan satu pukulan dram membuat mereka menyentakkan jubah mereka. Kini empat pria kekar dan sixpack itu meliuk dengan hanya mengenakan cawat hitam dari bahan karet atau kulit dan muka yang tertutup topeng emas separuh hingga batas hidung.

Dari bagian dalam. Muncul dua orang lagi penari berjubah putih. Memakai topeng emas juga. Sambil menari, dua orang bercawat hitam melolosi jubah putih. Kini ada enam penari yang hanya mengenakan cawat ketat dan bertopeng emas. Tarian semakin panas dan semakin erotis saja.

Rudi dan Andra maju dan ada di antara penonton terdepan.

***

Awang mengenakan kondom dengan benar, dia mengocok lagi kontolnya. Karet kondom meregang ketat pada kontol Awang yang besar lagi panjang. Andra memoleskan jeli pelicin pada kondom Awang dan pada lubang pantatnya sendiri.

"Siap Ndra?"

Andra hanya mengangguk siap menerima rudal Awang pada lubanngya.

"Aaaarrggghh... pelan Wang..." Andra meringis menahan sakit.

Awang berhenti tapi tidak berusaha mundur lagi. Andra menggigit bibirnya sendiri. Rupanya Andra cukup pengalaman, walaupun sakit namun dia bertahan. Dia tahu bahwa setelah sakit akan ada kenikmatan. Andra seorang top juga namun demi Awang dia rela menjajal untuk menjadi bot. Bersama saudara kembarnya dia juga selalu menusuk dan bukan pihak yang ditusuk.

"Waaanggg mmmhhh sakit... pelan ya..." Andra meringis.

Awang berhenti membiarkan lubang Andra terbiasa dengan batangnya yang besar. Awang memandangi Andra dan badannya yang tampak kencang berkeringat licin. Perutnya sixpack. Kontolnya agak mengkerut karena menahan sakit. Awang berinisiatif mencumbu Andra supaya hilang konsentrasi pada rasa sakit.

Telinga Andra diciumi, digigit  dan sedikit dijilati. Andra mengerang kegelian. Geli yang mendatangkan nikmat. Awang hendak menjilati puting Andra tapi karena tubuhnya ikut mundur maka kontol yang sudah menancap ikut tercabut dan terlepas. Awang membiarkan dan berkonsentrasi merangsang Andra.
***

Andre ikut merasakan geli di puting susunya. Kontolnya sudah keras ngaceng karena menyaksikan enam pria kekar yang beradegan erotis. Andre berharap dia ada di sana.

"Ngaceng ya..." ujar Rudi yang memeluknya dari belakang.

Rudi begitu cuek melakukan itu. Selain memang mereka berada di tengah para PLU, Rudi merasa dia tak perlu lagi munafik. Kontol Rudi juga sudah mengeras. Sangat terasa di pantat Andre. Pinggul Rudi dimajumundurkan pelan. Pipinya menempel di pipi Andre.

Sementara dua penari pertama mulai berkeliling ke area penonton mencari saweran. Mereka bergoyang dekat pria ganteng bertampang bos. Si bos meraba dada dan mencubit puting si penari. Penari segaja mendesah, sangat sengaja. Si bos mengeluarkan lembaran lima puluh ribuan lalu menyelipkan di cawat penari sambil sengaja tangannya merogoh ke bagian dalam CD. Ekspresinya yang kaget membuat teman-teman sekitarnya tertawa.

***

Awang mulai mengerjai lubang Andra. Ada rasa menusuk yang mambuat geli di dalam perut Andra. Sementara Awang merasakan kontolnya seperti diurut-urut nikmat. Kombinasi rasa yang saling menguntungkan.

"Ooohhh... enak sekali Ndra..."

Kontol Awang semakin cepat keluar masuk ke dalam lubang Andra yang sempit. Menikmati rasa nikmat yang berakumulasi.

Andra dan Awang sekarang berkeringat. Badan mereka jadi licin.

"Ndra ganti posisi kamu berdiri ya..."

Andra berdiri dan mengangkat kaki kirinya. Awang menancapkan kontolnya yang tegak berdiri ke lubang Andra. Perlahan tapi lebih mudah masuk daripada yang tadi. Pantat Awang yang semok maju mundur mengikuti irama kenikmatan. Sangat menggairahkan!

***

Satu putaran dua pria bercawat hitam lain juga mengharapkan saweran paling tidak lebih banyak dari yang pertama tadi. Beberapa kelompok penonton ada yang berani mengeluarkan dan mengisap kontol si penari. Teman-teman satu meja tertawa-tawa bahkan ada yang menjepretkan kamera dari hapenya. Kebanyakan sih sekedar menggenggam dan meremas saja. Ada juga beberapa kelompok tante yang memasukkan kertas yang berisi nomer telepon.

Kini giliran dua raja berjubah putih tadi maju. Memang tubuh mereka lebih sexy dan lebih bagus daripada empat pria yang bercelana hitam yang sedang bergoyang di depan.

Salah satu dari dua pria itu mendekati Andre dan Rudi yang masih berpelukan. Lalu tanpa sungkan  dia memeluk mereka berdua dan berbisik...

"Boleh nanti aku ikut pulang dengan kalian?"

Hanya itu, lalu penari itu meninggalkan mereka dan mencari saweran di kelompok lain lagi. Andre dan Rudi saling berpandangan. Sepertinya penari itu mengenal mereka berdua.

Akhirnya pertunjukan striptis berakhir. DJ baru lagi yang muncul. Kali ini DJ wanita yang cantik. Andre lalu mengajak Awang pulang.

Keluar dari diskotik Arjuna mereka berjalan menuju di hotel. Mereka berhenti saat mereka mendengar orang yang memanggil-manggil.

"Mas! Mas!..." Odi berlari kecil.

Dia tidak lagi memakai batik tapi jaket berjumper.

"Boleh aku ikut pulang dengan kalian?"

Meledaklah tawa mereka bertiga. Andre dan Rudi menunjuk Odi bersamaan.
***

Sementara kini posisi Awang dan Andra adalah doggy style. Awang semakin cepat dan semakin cepat memajumundurkan pantatnya hingga Andra berguncang-guncang.

"Ooah aooaahhh ah ah..." erang Awang merasakan nikmat.

"Ndra... aaa aku hampir keluar nehhh...."

Andra tidak menanggapi. Tak berapa lama pantat Awang berkedut-kedut keluar masuk pendek. Awang mencapai orgasmenya. Dia memeluk punggung Andra yang masih menunduk. Lalu Awang melepas kontolnya dari lubang Andra. Andra menciumi Awang yang tiduran dengan kontol masih tegak berdenyut. Ada cairan putih susu di ujung kondomnya.

(bersambung)

No comments: