15 October 2009

TUKANG KEBUN GATAL 3

Tukang Kebun Gatal 3

Cerita Sebelumnya:
Tukang Kebun Gatal 1
Tukang Kebun Gatal 2

Cerita ini dibuat khusus yang menampilkan pemikiran masing-masing tokoh yang terlibat

Ringkasan cerita sebelumnya:
Robby berkenalan dengan tukang kebun yang bernama Ripin. Ternyata bagai gayung bersambut.Kekaguman Robby terhadap Ripin disambut dengan keinginan Ripin menikmati tubuh Robby. Namun Robby tidak ingin tergesa-gesa, sedangkan Ripin yang polos bingung dengan kelakuan itu. Robby ingin menikmati masa-masa berdua dengan Ripin di rumahnya.


Aku dan Ripin berenang telanjang bulat di kolam renangku. Kami berdua bercanda hingga tidak lagi ereksi. Kami semakin akrab, bukan seperti majikan dan pekerja, tapi lebih dari kawan lama yang tak berjumpa. Kami saling ciprat. Saling kejar, saling peluk ...

-------------------
Ah, sungguh menyenangkan bermain air di kolam pribadi orang kaya. Ini pertama kali aku menikmatinya, sambil telanjang bulat lagi, seperti di kali waktu kecil saja.

"Naa kena..." Pak Robby menjerit memelukku dari belakang.

Kontolnya langsung saja menyentuh pantatku. Badannya menyentuh badanku. Kontolku yang sudah lemas tiba-tiba menegang kembali. Kupandangi wajahnya. Begitu dekat. Begitupun Pak Robby.
-------------------

___________________
Terlalu asik bercanda dengan Ripin aku tak sadar memeluknya. Ya, aku dan dia masih telanjang bulat. Tubuhku melekat di tubuhnya. Wajahku begitu dekat dengan wajahnya. Kudekatkan bibirku ke bibir Ripin. Agak kikuk, tapi Ripin memejamkan mata, segera kulumat bibirnya.

Kecipak dan debur air yang sedari tadi bising tiba-tiba saja lenyap. Diganti dengan dengus nafas dua manusia yang sedang birahi.
___________________

-------------------
Kubiarkan bibirku diciumi, dihisapi, digigiti oleh Pak Robby. Ludahnya terasa manis. Ah begini rupanya rasa ciuman bibir seperti di film-film barat. Tak tahu apa yang harus kuperbuat. Kunikmati saja hisapan bibir lembut dan merah lelaki kaya ini. Bibirnya lembut sekali. Hangat saat menyentuh bibirku. Nafasnya mendengus tanda nafsunya terbangkit.

Lidah Pak Robby menjelajah bagian dalam mulutku. Gigiku sempat beradu dengan giginya. Ludah Pak Robby terasa manis.
--------------------


____________________
Setelah puas dengan french kiss yang lama kuajak Ripin naik ke tepi kolam. Dia naik terlebih dahulu. Air mengalir di tubuhnya. Tubuhnya mengkilat. Aku tersenyum melihat kontol Ripin yang ngaceng menghadap perutnya. Dia sudah tidak sungkan lagi.

Ripin mengulurkan tangannya di pinggir kolam. Dia menarikku ke atas dan langsung aku menubrukkan badanku. Kami jatuh di pinggir kolam. Kutindih tubuh hitam Ripin. Kami berciuman lagi. Mesra sekali.
____________________

--------------------
Setelah itu Pak Robby memerintahku untuk keluar kolam. Dia mengikutiku dari belakang. Kontolku masih ngaceng tak terkendali. Kuulurkan tanganku untuk membantu Pak Robby naik dari dalam kolam. Mungkin karena tarikanku terlalu kencang, hingga Pak Robby tertarik ke arah tubuhku.

Tapi itu jadi keberuntunganku. Aku dicium lagi. Ha ha ha... seperti suami istri sedang bulan madu saja kami. Sebentar-sebentar ciuman. Aku sih menurut saja, enak sih..

Lalu Pak Robby berjalan dengan kontolnya berayun-ayun mengambil dua potong handuk di dekat situ.

"Keringkan badanmu biar tidak masuk angin" kata Pak Robby.
--------------------

____________________
Aku ingin mendapatkan pengalaman lebih dari sekedar bertindih-tindihan di tepi kolam begini. Kuajak Ripin mengeringkan badan dan masuk ke dalam rumah. Di sofa depan tivi ruang tengah,
aku ingin bermesraan di situ.

Kurebahkan badanku di sofa. Paha kubuka lebar-lebar mengekspos kontolku yang tak mau tidur
lagi.
____________________

--------------------
Aku mengikuti Pak Robby ke dalam rumah. Pak Robby rebahan di sofa kakinya dibuka lebar. Lubang duburnya kemerahan dan tampak sempit. Ah andai kontolku boleh di sana tentu enak. Mungkin lebih sempit dari memek Yu Jamu yang sexy itu. Kudekatkan diriku untuk menikmati
permainan pak Robby selanjutnya.

Aku berlutut di antara kangkangan pahanya memilih mana dulu yang ingin kunikmati. Kusentuh
dada Pak Robby yang tebal dan putih. Lalu perutnya yang berkotak kotak. Lalu kontolnya yang
tegang kukocok perlahan. Pak Robby mendesah kenikmatan.
---------------------

_____________________
Ripin mendekat padaku dan menyentuhku sedemikian rupa hingga rasanya melayang. Nikmat sekali disentuh pria seperti ini. Kejantananku pun diperlakukan dengan lembut. Begitu tepat perpaduan telapak tangan kasar, genggaman mantap dan kocokan lembut. Aaahhh ....

Ripin mendekat hingga kontolnya menyentuh lubang duburku. Dia menggosok-gosokkan kepala
kontolnya di sana. Meski ini yang pertama baginya namun mungkin sudah naluri untuk menemukan kenikmatan di lubang sana.

Sementara tangan kiri mengocok kontolku, tangan kanannya mengarahkan kontol ke lubang dan
mengusapkan air madi yang keluar dari ujung kontolnya. Air madinya banyak.
______________________

----------------------
Kusentuhkan kontolku yang sudah tegang ke lubang pantat Pak Robby. Dia diam saja. Kugesekkan kontolku di lubang yang terlihat rapat dan memerah itu. Pak Robby juga diam saja. Semua kuartikan boleh. Pasti lubang itu lebih sempit dari memek perempuan. Kuarahkan ujung kontolku yang memerah ke arah lubang. Sementara tangan kiriku tetap mengocok kontol Pak Robby yang semakin tegak saja.

Ternyata tak mudah memasukkan kontol ke lubang pantat. Saat kutekan, Pak Robby mendesah meringis sepertinya dia kesakitan.

"Ayo, coba lagi Pinn...!" perintahnya.

Kulihat dia bersungguh-sungguh dengan kata-katanya. Kucoba kuarahkan lagi ke sasaran.

"ooouuhhhh...." dia menjerit.
----------------------

______________________
Rasanya sakit menerima kontol Ripin di duburku. Tapi aku tahu itu hanya sebentar.

"Coba lagi Pin!" begitu perintahku ketika kulihat Ripin hendak membatalkan niatnya.

Ripin memang cepat belajar. Dia akhirnya memaksa sedikit untuk menembus pantatku. Uuuuooohhhh ... rasanya sakit tapi itu hanya sebentar. Ripin diam agar cincin duburku menjadi terbiasa dengan batangnya. Aku tersenyum memastikan aku baik-baik saja. Ripin ikut tersenyum dan wajah khawatirnya memudar. Kulihat separuh kontol besarnya telah hilang lenyap di dalam lubangku.

Ripin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kami pun berciuman mesra sekali. Saat itulah dia mulai mempompa anusku dengan kontolnya.
______________________


----------------------
Muka Pak Robby yang putih jadi memerah menahan kontolku yang perlahan masuk. Kutahan sejenak saat mukanya jadi sangat mengkerut kesakitan. Dia melepaskan udara yang sedari tadi ditahan di lehernya. Lalu Pak Robby tersenyum perlahan warna merah kembali ke putih meskipun tidak seperti semula. Aku senang dengan perubahan itu. Kuputuskan untuk mengulum kedua bibirnya yang ranum supaya rasa sakitnya terlupakan.

Kontolku terasa enak dijepit oleh lubang yang hangat ini. Ingin rasanya segera menghajar supaya terpuaskan nafsuku. Tetapi aku juga harus pelan dan hati-hati supaya pak Robby tak kapok menerima kontolku.

Kutarik sedikit.

"Ooouuuhh..."

Kumasukkan lagi.

"Uuuoooohh..."

Ini yang namanya maju enak mundur enak.
----------------------

______________________
Aku masih terbaring di sofaku yang pasti lebih mahal dari motor Ripin. Kakiku mengangkang . Tubuh Ripin telanjang dengan kulit kecoklatan sangat kontras dengan kulitku. Bagaikan susu kopi dan kopi susu saja. Di berlutut dekat pahaku dengan kontolnya menancap di lubang anusku.

Ripin mulai menarik ulur kontolnya. Perlahan tapi pasti ada rasa nikmat yang menyerang.

Kontolku kembali tegang dan terayun-ayun. Ripin mengeluarkan separuh kontolnya.

"Uh uh uh!" suara Ripin makin nyata seiring desah nafasnya yang memburu.
______________________

----------------------
Memang benar-benar sempit. Kontolku serasa diremas dilubang yang sempit saja. Enak sekali rasanya, hangat dan sempit. Setiap mili kontolku menerima remasan yang kuat dan hangat. Semakin sering memasukkan dan memundurkan pantatku semakin enak rasanya. Maniku mulai
berkumpul menuju ke batang kontolku.

Nafsuku memburu seiring nafasku. Tubuhku memanas dan mulai berkeringat. Kulihat wajah Pak Robby juga mulai mengkilat. Aku jadi ingat waktu aku kecil, pertama aku naik becak, tukang
becaknya tidak memakai baju dan keringatnya mengalir. Pahanya liat dan pejal aku suka sekali
karena celananya juga pendek. Ah kenapa melantur ke situ?
----------------------

______________________
Kontol Ripin yang besar menghajar anusku tanpa ampun. Tapi lama kelamaan terasa nikmatnya. Kontol Ripin menyentuh hingga ke G Spotku tampaknya. Sehingga kontolku juga ngaceng meskipun tak tersentuh.

"Yess... terussshhh ooohhh...." erangku pelan.

Wajah Ripin semakin jantan dan perkasa saja tampaknnya. Tubuhnya mulai mengalirkan keringat seperti sewaktu dia kepanasan bekerja di kebun. Aku suka sekali.

"Pin ganti posisi.."
______________________

----------------------
Ada apa lagi ini? Mau berhenti lagi atau bagaimana? Pak Robby memundurkan pantatnya dan
lepaslah kontolku yang memerah dari lubang yang hangat itu.

"Aduuuhh nanggung ini" kataku mencoba memeluk tapi ditolak Pak Robby.

"Jangan cepat-cepat" ujarnya.

Kontolku menggantung mengkilat ingin diselesaikan. Tetapi apa daya lubangnya terlepas.
----------------------

______________________
Aku turun dari sofa.

"Kamu nungging Pin. Biar kontolku sekarang gantian masuk..."

Ripin tampak ragu.

"Aduh. Belum pernah. Jangan ya..."

"Sudah... ayo!"

Ripin pun mengalah dan menungging.

"Pelan ya, Pak" Ripin tampak memohon.

Kuoleskan jelly ke kontolku dan anus ripin lalu kumasukkan jari telunjukku perlahan.
______________________

----------------------
Ternyata Pak Robby ingin melakukan seperti yang kulakukan tadi padanya. Tampaknya sakit tapi dia juga menikmati. Rasa penasaranku timbul juga. Aku pun mengambil posisi menungging seperti yang diinginkannya.

Pak Robby mengambil semacam salep. Lalu mengoleskan ke anusku dan terasa dingin. Hukk! apa ini. Dia memasukkan jarinya ke lubang pembuanganku.

"Rileks Pin..." ujarnya

Uhh rasanya sakit pas mau berak. Lalu jarinya keluar dan aku bisa bernapas lega lagi. Hukk! Jarinya dimasukkan lagi. Rasa tadi berulang lagi...

"Kamu jangan tegang begitu. Nanti juga terbiasa" ujarnya

"Iya tapi rasanya seperti ingin ke belakang, Pak"

"Tadi pagi sudah boker kan?"

"Iya. Sudah Pak." Ujarku sambil meyakinkan kalau itu rasa saja dan bukan ingin boker betulan seperti dugaannya.

Sepertinya Pak Robby menambah salep terus menerus. Mungkin supaya lubangku licin.
---------------------

_____________________
Kulebarkan terus anus Ripin yang masih perawan. Sudah jari telunjuk dan jari tengah masuk. Lumayan lah sebagai peregangan. Kontol Ripin tampak mengecil, mungkin karena ketakutan atau kesakitan. Kontolnya yang hitam menggantung besar di sekitar jembutnya yang tidak terawat dan kedua bola zakarnya yang besar.

Kuoleskan jelly untuk bersanggama ke kontolku yang sudah terbalut kondom. Meski aku tahu kalau Ripin tidak pernah berhubungan tetapi apa salahnya mencegah penularan berbagai penyakit kelamin. Lagipula kondomku cukup tipis dan aku masih bisa merasakan lubang anus Ripin.

Kontolku mengarah pada sasaran tembak. Beberapak kali meleset karena licin. Lalu kulesakkan
kontolku ke lubang yang sangat sempit itu.

"Aaaaarrrrrrrggggghhhhhh!"

Ripin mengejan. Wajahnya memerah dan urat-uratnya bermunculan di sekitar leher. Kontolku baru saja masuk sepertiga waktu itu dan aku berhenti.
_____________________

---------------------
Minta ampun rasanya ternyata. Ini pertama kali dalam hidupku lubang pembuanganku dimasuki benda asing. Kontol lelaki lagi. Pernah dengar ada tetangga yang sakit ambeyen. Katanya waktu diperiksa pakai ditusuk jari dokter. Katanya amit-amit sakitnya.

Ah! kenapa lagi Pak Robby berhenti di ujung situ.

Nafasku kuatur lagi. Setelah tadi menahan nafas karena sakit. Sakitnya minta ampun kalau ditusuk dari belakang. Kutengok Pak Robby dan dia memberi acungan jempol kepadaku. Hampir
dua menit lamanya kami diam dalam posisi itu. Lalu Pak Robby mengoleskan salep ke daerah lubang dan batang kontolnya.

"Aaaaarrrhhhhh!!!" jeritku tertahan ketika sekali lagi Pak Robby menekan pantatnya.
---------------------

_____________________
Gila! Ripin memang benar-benar perawan. Lain dengan para bot teman mainku. Mereka sudah terbiasa dimasuki kontol. Mereka hanya menjerit sedikit lalu keenakan. Memasuki anus Ripin punya kebanggaan dan sensasi sendiri.

Aku harus bersabar atau kehilangan keperawanan lelaki ini. Maka benar-benar kutahan nafsuku. Kubuat Ripin ketagihan nanti dengan kontolku.

Beberapa saat kulihat Ripin semakin rileks. Sementara kontolku di dalam anusnya serasa dipijat-pijat. Ah! Sudah siap rupanya.

Kupompa anus Ripin dengan irama perlahan terlebih dahulu.
______________________

----------------------
Lama-lama rasa sakit itu mulai menghilang. Berganti dengan rasa hangat batang yang berdenyut dalam lubangku. Kubalas saja dengan mengencangkan lubang. Lalu Pak Robby mulai menggerakkan kontolnya menusuk-nusuk. Perlahan sekali geraknya.

Terasa kosong lalu isi lagi. Lama kelamaan aku merasa ada sesuatu yang enak. Ah begini rasa cewek dientot kontol rupanya. Pantesan sih yu Jamu sampai ganjen begitu menginginkan kontolku.

"Ooooowwwhhhh....oooh ohhh" racau Pak Robby saat gerakan menusuknya dipercepat.
----------------------

______________________
Semakin lama semakin enak rasanya. Keluar masuk ke pantat perawan Ripin yang ganteng. Karena begitu eratnya anus Ripin mencengkeram tak lama rasanya aku ingin mencapai puncak orgasme. Segera saja kucabut sebelum orgasme itu sampai.

"Pin, kamu masukkin kontolmu lagi ke aku" perintahku.

Aku menidurkan diri di sofa dan mengangkangkan kaki. Ripin dengan sigap berdiri dan mengocok kontolnya yang setengah ngaceng tadi. Segera saja kontol Ripin mengeras dalam ukuran detik dan mulai diarahkan ke anusku. Kontolku mengacung di atas perutku.

Ripin langsung saja menggenjotku dengan kecepatan tinggi. Nafsunya membara dan ingin menuntaskan permainan
______________________

----------------------
Tak kusia-siakan ketika Pak Robby minta gantian ditusuk. Nafsuku sudah tidak tahan ingin ngecrot rasanya. Kutusukkan kontolku ke lubang Pak Robby tanpa kesulitan dan segera kugenjot dengan nafsu.

"Hoooaaa aaaahhh aahhh ahhhh..." begitu erangku seirama dengan tusukanku.


"Oouhh ouh ouhh...." seru Pak Robby.

Suara lenguhan dan erangan kami memenuhi ruangan.
----------------------

______________________
Kontolku yang terayun-ayun merasakan sensasi hendak orgasme karena kontol Ripin mengenai
gspot aku berulang-ulang.

"Owh owh owh..." enak sekali kurasa...

"Oooohhh Pin aku hampir sampai..." ujarku sambil mataku terpejam keenakan.

"Aku juga Pak!" kata Ripin

"Pin.." belum selesai ucapanku.

"Aaaaaaahhhhhhh.....!!"

Crot crot berulang kali di pantatku. Tubuh Ripin mengejan-ejan di depanku. Maksudku tadi agar
Ripin memuncratkan pejuhnya di dadaku saja.
_______________________

-----------------------
Kuayun terus menerus dengan irama cepat. Kali ini aku tak ingin bilang kalau aku akan sampai
, sebab andai kukatakan pasti Pak Robby akan mencabut kontolku lagi dan ingin gaya lain.

"Pin..." kata Pak Robby.

Tak kupedulikan.

Aku tetap menggenjot pantat orang muda kaya yang putih ini. Aku sampai... crot crot crot. Iya aku memuntahkan maniku dalam pantat lelaki kaya ini. Ahhhh hamil loh!

Ahhhh nikmat sekali rasanya.

"Aaaaaahhhh....!!"
-----------------------

_______________________
Kukocok kontolku sendiri selagi Ripin menyelesaikan muncratan pejuhnya dalam lubang anusku.

"Hoooohhhhhhhh!!!" teriakku mengiringi semburan pejuhku

Cairan putih kental itu mengenai rambut Ripin dan dahinya. Sebagian lagi jatuh di dada dan perutku....

"Ooooohhhhh....." Tubuhku bergetar dan aku rasa ini orgasme terbaik yang sangat memuaskan.
________________________


Sesudah itu Ripin dan Robby membersihkan diri di kolam renang. Lalu Ripin berpamitan hendak
pulang karena sudah sore. Namun Pak Robby menahan dia agar tidur di rumahnya malam itu.

2 comments:

Anonymous said...

suka banget. memberikan sebuah inspirasi buatku. mgkn, cerita km akan menelurkan sebuah buku. karena da ada ide yg bs d ambil dr sana. thnks y, Rob?

Unknown said...

eemmm mantap bangt ohhhh