08 February 2008

PENGALAMAN DI MALAYSIA 3

TOWER HOTEL 2


Rasheed, Dicky dan Robby masih ada di kamar yang sama. Mereka baru saja menuntaskan babak pertama bagi Dicky. Sekeluar Dicky dari kamar mandi. Robby sedang menindih badan Rasheed dan berciuman mesra sekali. Pantat Robby bergerak naik turun bergesekan kontol dengan Rasheed. Bibir mereka berdua terkadang berpagutan lama terkadang saling kecup-kecupan saja.

Dicky mendekati kopernya untuk mengambil Digicam. Sambil tetap bertelanjang disiapkan kamera dan tripodnya. Dicky menyorotkan kamera pada tubuh telanjang Robby dan Rasheed. Lalu kamera didekatkan ke muka dua aktor porno dadakan itu. Sesekali Robby dan Rasheed menengok ke lensa lalu tersenyum. Tapi mereka kemudian lebih menikmati adegan saling cium.

Dicky lalu dengan perlahan menggeser kamera menuju ke pantat Robby yang masih naik turun.

"Fuck me, Rob!" pinta Rasheed.

Robby berdiri untuk mengambil kondom dan pelumas di meja lampu. Dicky mengarahkan kamera ke kontol Robby yang tegang dan berayun-ayun. Robby membiarkan. Ujung tube jeli ditekan ke tangan kirinya. Jeli itu dilumaskan ke lubang dubur Rasheed. Robby mencoba menusuk dengan jari tengah dan masuk. Setelah terasa cukup longgar, dipasangnya kondom di kontol panjang 14 cm dan lebar 3 cm itu.

Batang kontol Robby digoyang-goyang serta sedikit dikocok supaya tegang maksimal. Lalu kontol digenggam dan diarahkan ke lubang anus Rasheed. Perlahan namun pasti ujung kontol Robby masuk dan melesak ke dubur Rasheed. Tak tampak rasa sakit seperti yang dialami Robby tadi. Rupanya Rasheed sudah biasa dianal di Lembah Masyuk. Separuh batang Robby berhenti. Kontolnya terasa dipijit-pijit terutama di bagian pangkal. Robby sampai terpejam-pejam keenakan. Semua adegan ini tak terlewatkan satu frame pun oleh Dicky.

Dicky ikut merasakan kenikmatan itu. Kameranya terguncang. Dicky kaget karena tangan Rasheed telah menggenggam kontolnya tanpa diketahui. Senyum mengembang di wajah Dicky dan Rasheed. Kamera diarahkan ke kontolnya sendiri. Di sana tangan Rasheed mengocok batang kontol naik turun perlahan. Kepala kontolnya membesar dan memerah.

Sementara pantat Robby sudah bergerak dengan harmonis. Kontolnya keluar masuk pantat Rasheed dengan bebas. Setiap hentakan adalah kenikmatan. Tak puas hanya mengocok, kontol Dicky ditarik mendekati wajah dan masuk ke mulut Rasheed.

"Oooaaaahhhhh...." erang Dicky menikmati hisapan mulut Rasheed.

Pipi Rasheed sampai kempot. Pangkal batang kontol digeggam erat sementara kontol Dicky dihisap sambil diputar-putar. Kepala Dicky sampai terlempar-lempar menikmati sensasi itu. Sementara Robby juga tak mau diam. Sementara kontol keluar masuk, lidahnya menjilati puting susu Rasheed. Karena kegelian, sedotan Rasheed makin kencang saja.

Digicam yang masih nyala diletakkan sembarangan di meja lampu. Tangan Dicky menjambak rambut Dicky supaya tidak terlalu banyak bergerak.

"Rash... geli nih.. ahhh.." erang Dicky terbata-bata.

Jam sudah menunjukkan pukul 2.30 dini hari.

Rasheed melepas kontol Dicky yang kini tampak mengkilat berdenyut-denyut ke arah perut.

"Dick, I nak rasakan kontol awak juga..." ujar Rashed serius.

"Two in one?" tanya Dicky memperjelas.

Rasheed mengangguk. Dalam waktu singkat Dicky telah mengenakan kondom dan sibuk mengolesi dengan jeli pelumas. Sementara Rasheed membalik posisi, Robby tetap menusuk anus Rasheed sambil rebah. Rasheed membuka belahan pantat memberi kesempatan pada Dicky untuk ikut memasuki. Sepertinya sudah tidak ada celah lagi. Semua rapat oleh kontol Robby. Maka dari itu Dicky coba memasukkan telunjuk dan merangsang kepala kontol Robby.

"Aaaakkkgghh...sshhh.." seru Rasheed menahan sakit saat satu kontol tambah dua jari coba menerobos.

Setelah masuk cukup lama, lubang dubur Rasheed otomatis melebar.

PLOP! Dikeluarkan dua jari Dicky. Lalu dengan cepat diarahkan kepala kontol ke anus yang masih terisi kontol Robby itu. Pelan tapi...ah macet tidak bisa masuk. Rupanya pelicin kurang sehingga karet kondom milik Robby jadi mengerem laju kontol Dicky.

Ditarik kontolnya dan diolesi lagi dengan jeli. Begitu juga karet kondom Robby yang terlihat.Setelah mencoba sekali lagi dan bles! dua kontol sekaligus di anus Rasheed. Rasheed melakukan gerakan meremas dengan anusnya. Robby dan Dicky mengerang hampir bersamaan. Gila otot-otot Rasheed sangat terlatih.

Robby dalam posisinya tidak bisa bergerak banyak. Tapi dia sangat menikmati sensasi dari Rasheed dan genjotan kontol Dicky. Kontolnya selain ditekan juga dikocok. Robby terpejam-pejam menikmati.

Sementara Rasheed digenjot Dicky, tangan Robby usil mengocok-kocok kontol Rasheed yang mengecil. Segera kontol itu kembali membesar dan menampakkan ukuran aslinya, 17cm diameter 3 cm. Kontol Rasheed dikocok mengikuti gerakan pantat Dicky.

"Aaaahhh aaahhhh ahhhh...." erang Dicky nikmat di setiap hentakan.

G-spot Rasheed tertekan oleh dua kontol dan Rasheed tahu ini akan mengakibatkan orgasme yang hebat. Itulah keuntungan yang dicari para bottom.

"Yesshh terus Rob," pinta Rasheed.

Rasheed sangat menikmati kocokan yang diberikan oleh Robby. Genggaman Robby begitu pas tidak terlalu keras dan tidak terlalu kendur. Rasheed merasa seperti menggenggam kontol sendiri tapi sensasinya berbeda karena kali ini dipegang oleh orang lain. Kocokan Robby menaikkan rangsangan kepada Rasheed sehingga pijatan pada kedua kontol di dalam dubur juga meningkat.Robby dan Dicky merasa kontolnya di sedot-sedot dan dipijat-pijat. Kepala Robby hingga menggeleng keenakan.

Keringat deras mengucur pada ketiga pria kekar itu. Tubuh mereka semakin berkilat dan tampak semakin seksi oleh pantulan lampu yang kuning remang. Dengusan nafsu memancarkan enerji dan kekuatan pria sejati. Kekuatan yang tidak hanya mampu menaklukan wanita tapi juga sesama pria. Kekuatan yang tidak hanya menikmati vagina wanita tapi juga bisa menikmati kontol pria. Seorang penikmat sejati pasti pernah memiliki pengalman pria sejati ini. Kalau hanya bertualang dari satu wanita ke wanita baru bisa disebut pria lurus (straigth) tapi bukan pria penikmat sex sejati. Rasheed, Robby dan Dicky adalah penikmat sex sejati.

"Ooowwwhhh ... hampir..." tiba-tiba Rasheed menjerit mengagetkan Robby yang sedang mengocok.

Tiba-tiba otot-otot di tubuh Rasheed mengejang.

"Oohhh .. ah....."

Mani Rasheed memancar dari kontolnya. Robby meneruskan mengocok hingga semua isi kantong peler Rasheed seperti terkuras. Dicky menyaksikan semprotan demi semprotan yang tidak hanya tumpah di perut tapi juga di dada. Bahkan tampak kilatan di dagu Rasheed, semprotannya sampai ke situ.

Kontol Rasheed melemas.

"Aku mau fuck kamu dari belakang," ujar Robby.

Rasheed merubah posisi dia bersiap untuk doggy style. Dicky pun mengikuti arah mulut Rasheed. Dicky memukulkan batang kontol ke pipi Rasheed lalu setelah tegang slup dan hilang di antara dua bibir.

Lima menit lubang atas dan bawah Rasheed dihajar. Kontol Rasheed menegang lagi. Rasheed dengan nafsu menyedoti kontol Dicky hingga si pemilik tak tahan.

"Owww ohh oww aahhh... ahhh... " erang Dicky yang sampai ke puncak orgasme.

Semua mani tanpa sisa dilalap Rasheed. Dicky pun mengecup bibir Rasheed sebagai ucapan terima kasih. Sementara Robby masih menghajar dubur Rasheed tanpa ampun. Dicky kembali mengambil handycamnya.

Lensa menyorot ke tubuh Robby yang berkilat. Robby tak acuh terhadap sorotan kamera. Ah, seperti aktor porno profesional saja. Rasheed tak membiarkan Robby mencapai puncak sendiri. Kontol yang sudah tegang dikocok dengan cepat.
"Haahhh ooohhh mau keluar nih!" teriak Robby.

Kontolnya dikeluarkan dari pantat lalu dilepaskan kontom yang melekat. Rasheed sekarang dalam posisi tiduran sambil mengocok kontolnya. Crott... Robby melepas mani di atas perut Rasheed. Sebentar kemudian disusul mani Rasheed yang menjadi satu dengan mani Robby.

Suara kepuasan Robby dan Rasheed masih menggema kalau rekaman Dicky diputar lagi.

Mereka bertiga akhirnya tidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Pukul 10 siang baru mereka pergi dari hotel. Siang itu juga Dicky harus melanjutkan perjalanan ke London. Namun sayang Robby juga tidak bisa bertemu dengan Rasheed karena kesibukan pekerjaan. Pihak Jakarta minta training dipercepat dan Robby harus lembur untuk menjelaskan segalanya.

Berkali-kali Rasheed memohon untuk berjumpa. Robby menolak karena pekerjaan yang padat menuntut stamina prima. Hingga Robby kembali ke Jakarta lagi.

(Selesai)


No comments: