08 September 2006

Versi Asli Asep

Serial Andre dan Calvin Seri #14
ASEP KE KOTA

Sepeninggal anak-anak Jakarta dan tantenya yang hot, Asep kembali ke kehidupan normal untuk beberapa minggu. Ya, hanya beberapa minggu. Sebab setelah itu rasa rindunya pada pengalaman entot mengentot tidak lagi bisa ditahan. Dia merasa rindu kembali berkumpul bersama Cindy, majikannya dan majikan bapaknya, juga kawan-kawannya.

"Pak, saya ingin mengadu nasib ke kota." suatu sore kalimat itu mengambang di langit desa di kawasan Puncak, Bogor.

Mang Harja menghisap rokoknya tanpa tergesa menjawab pertanyaan anak semata wayangnya itu. Kebiasaan di kampung mereka, umur 20 tahunan akan segera dikawinkan. Berat rasanya melepas Asep yang memang kasep (ganteng) ke kota, apalagi emak, ibu Asep.

"Sep, keinginanmu kok macam-macam. Ingat si Dudung anak Mang Karsa tidak? Setahun di Jakarta tidak ada kabar beritanya. Belum si Encus yang malah di penjara karena narkoba. Emak mah jadi ngeri. Mendingan di sini saja ya..." bujuk emak sambil menyandar di pintu.

Mang Harja sadar sedari kecil keinginan Asep sulit dilawan dan biasanya Mang Harjalah yang paling toleran.
"Iya Sep, coba dipikir lagi. Mungkin saran emak kamu itu ada benarnya. Kamu kan belum pernah kerja di luar kampung kita." kali ini Mang Harja mendukung istrinya.

***

Keinginan Asep tidak terbendung oleh kasih sayang kedua orang tuanya. Akhirnya Asep bekerja di keluarga Cindy sebagai tukang kebun, perawat binatang peliharaan dan juga cuci mobil yang jumlahnya ada 5 buah. Asep tiba di rumah Cindy tepat sehari sebelum keberangkatan Cidy ke Australia.

Awalnya Cindy kaget sekaligus senang dengan kedatangan Asep. Tapi sekaligus dia sangat kecewa karena besok mau tidak mau harus segera pergi ke Australia karena semua jadwal dan tiket sudah menunggu. Cindy disekolahkan di sana demi masa depannya.

Selewat jam 12 malam Cindy menyelinap ke kamar Asep yang bersebelahan dengan gudang belakang. Letaknya paling belakang dari rumah itu. Kamar itu kecil hanya 2,5 x 3 mtr dengan diterangi satu buah bohlam 15 watt di dalamnya. Sebelah luarnya agak gelap. Ini menguntungkan Cindy untuk mengintip Asep sebagai pelepas kangen pada si kontol besar itu.

Dengan mengenakan busana tidur yang tipis dan melambai. Tampak di dalamnya Cindy tidak mengenakan selembar pakaian dalampun. Cindy sangat yakin semua penghuni lain termasuk bik Sem sudah terlelap. Paling kalau masih bangun Darkim si satpam tua yang ompong di depan sana.

Jendela nako Asep belum tidak tertutup rapat. Di tempat tidur Asep telah terlelap dalam tidurnya. Rupanya hari ini Asep kelelahan sehingga dia tidur telentang dengan kaki tertekuk. Sarungnya tersingkap, Cindy membayangkan sesuatu yang diinginkannya di dalam sana. Jantung Cindy jadi berdebar. Tangan kirinya berpegangan pada bingkai pintu kamar Asep sedang tangan kanannya meraba daerah sensitifnya. Payaudaranya jadi kencang. Daerah kemaluannya jadi terasa basah. Nafasnya memburu dan dia tidak tahan lagi untuk tidak menerobos masuk kamar Asep dan menubruknya.

Cindy tahu kalau Asep masih takut mendekatinya. Kalau bukan karena orangtuanya pasti karena sungkan kepada Andre. Tapi baginya Andre adalah hanya teman seks yang paling asik dan paling sering. Entah bagaimana perasaan Andre kepadanya.

Asep tidur tak bergerak. Cindy mencoba memutar handel pintu yang berwarna coklat tua. Klek! Dicoba sekali lagi. Klek! Ternyata pintu Asep tertutup. Cindy tidak mau mengetuk, takut ada orang mendengar dan akhirnya rencananya berantakan. Klek! diputar sekali lagi lalu didorongnya ke dalam. Tetap tidak berhasil. Klek! Tiba-tiba pintu terbuka dan Cindy terdorong ke dalam. Langsung jatuh ke badan Asep yang waktu itu sedang membuka pintu.

Asep kaget ditambah dia sedang setengah sadar. Tubuh mereka berdebam di lantai kamar Asep. Sesaat mereka berpandangan, Cindy mencegah saat Asep hendak berdiri. Didekatkan bibirnya yang ranum lalu dilumatnya bibir Asep. Pemuda desa yang kekar itu sadar kalau perempuan itu sedang dikuasai birahi.

Tidak disia-siakannya. Tangan kekarnya memeluk Cindy dan mulai meremas bokong sintal di balik kain tipis itu. Bokong itu terasa sangat hangat. Sementara ciuman mereka tambah bernafsu, Asep menendang pintu supaya kembali tertutup. Lama sekali Cindy tak melepas bibir Asep. Kedudukan sudah tak penting lagi, hanya nafsu dan kepuasan yang ada di atas segalanya. Semakin jauh mereka merengkuh lautan kenikmatan untuk menuju pulau kepuasan yang sama sekali belum nampak di batas cakrawala.

Nafsu birahi Asep naik. Rasanya sudah bertahun-tahun dahaga kontolnya untuk mendapat memek Cindy. Tanpa paksaan lagi Cindy melepas semua pakaian bagian atasnya. Ciuman Asep berpindah dari mulut ke leher dan dari leher ke pentil payudara Cindy yang kemerahan. Lidahnya bermain membuat Cindy melenguh tertahan.

Sebentar saja mereka sudah dalam posisi pertama kali mereka bersanggama di Villa Cindy. Asep memangku Cindy. Sambil menikmati permainan lidah Asep, tangan kanan Cindy menggosokkan kontol Asep ke memeknya sendiri. Kontol Asep bertambah gemuk di tangan halus itu. Cindy merasa geli ketika pantatnya menyentuh jembut pangkal kontol. Sengaja permainan itu dibuat lama. cindy ingin menghapalnya sebagai kenangan nanti di Australia.

Bergantian dan tak bosan Asep mempermainkan kedua pentil yang makin kencang saja. Rasa gelinya sampai ke ubun-ubun. Cindy tak tahan lagi untuk tidak menikmati Asep. Cindy berbalik menyerang. Badannya yang halus dan kini mulai licin oleh keringat merayap ke bawah, ke kontol besar dan hitam. Pemuda itu sampai terpejam-pejam menikmati ciuman maut Cindy di dada perut lalu...

Dengan lincah kontol Asep dihisap dan dipermainkan. Cindy memang lihai, mungkin sudah dilatih Andre berkali-kali. Terkadang kontol itu masuk hampir 3/4nya tapi terkadang hanya kepalanya saja. Rasanya uuhhhh man! Pantat berkedut-kedut sedang nyawa naik turun ke surga dunia. Sedotan Cindy terbaik di dunia tetapi kali ini Asep berniat tidak ingin muncrat di sana. Waktu itu kesannya Cindy kurang suka.
Lima belas menit berlalu tanpa terasa. Saat sudah dekat dengan orgasme Asep mendorong Cindy hingga rebah di atas kasurnya. Kontolnya yang merah berkilat berdenyut-denyut dan tergoyang ke sana kemari. Seksi sekali!

Mulutnya langsung saja menuju ke memek Cindy dan dipermainkan dengan lidahnya. Asep mencari sebuah jendolan (klitoris) -yang kata teman-temannya yang sudah kawin- bisa membuat istri mereka melayang dan minta ngentot terus.

"YYahhh Seepphh ahh sephhh..." desis Cindy.

Cindy terus meracau dan kepalanya dilemparkan ke kanan dan kiri tak tahan nikmat. Setelah di dapat jendolan yang tersembunyi itu, Asep tidak bisa melanjutkan aksinya. Ini karena Cindy menekan belakang kepala Asep. Cindy orgasme. Asep meronta menarik kepalanya. Asep hampir mati kehabisan nafas andai Cindy tidak segera melepas pegangannya.

Asep tersenyum. Kakinya mengangkang dan berjalan di tas tubuh Cindy. Disorongkannya kontolnya ke mulut Cindy. Sekali lagi dia ingin menikmati hisapan nona cantik itu.

Cindy suka dengan kontol Asep. Dia suka bentuknya yang lebih besar dari milik Andre. Dia juga suka aromanya yang khas jantan lelaki. Kontol Asep memang beda dengan anak-anak basket teman Andre. Cindy pernah mengulum milik mereka satu persatu sewaktu ulang tahun di puncak kemarin. Sayang waktu itu Asep giliran terakhir dikulum. Sehingga mulut Cindy sudah kurang rasa. Tapi sekarang secara khusus dia menikmatinya. Kontol Asep lembut kulitnya, keras, hangat dan berdenyut di dalam rongga mulutnya.

Asep senang memandang Cindy keenakan menikmati keperkasaannya. Tanpa terasa dia ikut menggerakkan bokongnya maju mundur. Bibir Cindy monyong menyelimuti batang kontolnya. Asep tersenyum saat Cindy sesekali melirik kepadanya. Asyik sekali Asep menyanggamai mulut Cindy sampai beberapa tetes keringat menetes ke muka Cindy.

Pemuda itu merasa tidak enak. Dia mengambil sarungnya dan hendak mengelap mukanya. Cindy berdiri dan mengelap keringat Asep dengan rambutnya yang hitam. Diciumnya bibir Asep dengan lembut lalu ditempelkan pipi halus itu di dada Asep yang bidang. Asep memeluk sayang.

"Sep, kenapa baru datang sekarang?" tanya Cindy dengan nada sesal.

Asep diam tak bisa menjawab.

"Aku besok harus pergi. Dan lama baru pulang. Maukah kamu bertahan kerja di sini? Aku ingin menikmati tubuhmu terus. Kontolmu bikin aku kangen." kata Cindy manja.

"Saya juga suka memek neng Cindy." kata Asep ragu.

"Ah kamu..." kata Cindy mencubit dada Asep lembut.

"Eh.. sakit Non. Saya balas ya..."

Cindy mencoba lepas dari pelukan Asep karena takut payudaranya dicubit. Dia meronta sambil terkekeh-kekeh. Mereka bergumul. Sampai Asep akhirnya meniduri Cindy. Kontol Asep yang masih tegang menempel di antara belahan memek Cindy. Jembut mereka menyatu. Meski badan Asep besar, namun Cindy menikmati beban mesra.

"Non, boleh tidak kalau saya jadi kekasih non..." kata Asep lebih berani.

"Boleh... tapi kekasih gelap aja yah.. habis badan kamu kan gelap. Ha ha ha..." Cindy menanggapi remeh perasaan Asep.

"Kontolnya saya masukin sekarang non?" tanya Asep lugu.

Cindy gemas mencium pipi Asep. Sementara Asep meraih kontol gemuknya. Kepala kontol itu diusap-usapkan ke belahan memek Cindy yang merah. Lalu dengan desakan pelan, kepala kontol itu menghilang di antara belahan basah itu. Sleeep.. perlahan tapi pasti separo batang kontol Asep menghilang di dalam memek Cindy.

Asep berhenti menikmati kehangatan liang sanggama itu. Hangat basah dan berdenyut meremas kontol Asep dengan pasti. Naluri alam membuat pantat Asep bergerak maju dan memundurkan kedudukan kontol di antara memek itu. Nikmat rasanya...

Genjotan demi genjotan bagai dayung-dayung yang membawa mereka menuju pulau orgasme. Semakin dekat dan semakin dekat. Payudara Cindy bergoncang-goncang. Matanya terpejam menikmati setiap hentakan yang Asep berikan. Batang kontol Asep mengaduk-aduk liang kenikmatan dengan liar. Membuat Cindy terbang ke awan-awan.

"Sepphh enak Sepp... terus Sepp... hh..." lenguh Cindy.

"Bereshh non hhh hhh... " jawab Asep.

Tangan Asep sempat memainkan payudara Cindy yang montok itu. Sementara hentakan-hentakan pantatnya makin keras membawa kontolnya masuk makin dalam.

Pulau orgasme telah mendekat. Pasangan Asep Cindy ingin sekali segera mendarat di sana.

"Terus Sepp... hhh!" sepertinya Cindy sudah sangat dekat dengan orgasme.

Asep menyelipkan telunjuk ke memek Cindy. Dia mengobok-obok klitoris Cindy sehingga mempercepat orgasme. Plop! Kontolnya dicabut sesaat sebelum muncrat. Dua jarinya sekarang masuk. Cindy mengejang orgasme untuk kedua kalinya.

"Seppphhh enakkk sephhh...." Cindy merintih bergetar keenakan.

Sementar itu kontol Asep yang mengacung tegak mengkilat karena cairan memek Cindy. Asep sengaja tidak muncrat dahulu dia ingin Cindy terkenang dengan permainannya malam ini. Dia ingin Cindy merindukannya selama di Australi nanti. Dia ingin Cindy memohon-mohon untuk dientoti terus menerus.

Cindy tergeletak lemas dan puas di atas ranjang Asep yang sempit dan agak keras. Tapi kenikmatan yang diperolehnya membuat serasa tidur di atas awan-awan. Asep tiduran di sampingnya memberikan ciuman- ciuman mesra dan romantis.

"Non, saya tidak ingin non melupakan saya sewaktu di luar negeri nanti." pinta Asep.

"Ah Asep..." Cindy mencium pipi Asep yang kasar dengan bulu berewoknya yang tumbuh sedikit. 
Punggung Asep yang berotot dibelai sayang. Dia tidak mau menjawab jujur tapi juga tidak mau berbohong. Asep tidak satu level dengannya untuk dijadikan seorang suami. Tapi dia juga tidak mau Asep pergi jauh darinya. Sekedar kekasih gelap masih mungkin tapi sepertinya Asep mengharap lebih dari itu.

Untuk mengalihkan pembicaraan, Cindy meraih kontol Asep yang masih keras dan licin. Dikocoknya kontol itu. Tapi tak beberapa lama Asep menahannya.

"Jangan non. Saya ingin menikmati pantat non." kata Asep berani.

Cindy agak kaget. Tapi beberapa kali menerima kontol Andre, Cindy jadi terbiasa. Mungkin kontol Asep yang besar bisa memberi kenikmatan lebih.

Cindy siap untuk posisi menungging ketika sekali lagi Asep melarang.

"Non santai saja. Biar saya melayani non. Biar non nikmat." seraya sambil memberi kecupan di kening.

Malam ini Cindy merasa sangat tersanjung. Seromantis-romantisnya Andre ternyata masih kalah dengan Asep yang lugu dan tulus. Cindy merasa bagaikan ratu lebah yang dientotin seribu pejantan tangguh. Ya malam ini Cindy merasa dirinya jadi ratu bukan jadi obyek kepuasan seperti biasanya.

Dari kening Asep menggeserkan bibirnya ke hidung lalu berhenti saat bibir mereka bertemu. Cindy bersiap melumat bibir Asep saat bibir itu kembali turun ke dagu. Leher. Dada. Payudara Cindy mendapat kecupan masing-masing satu. Perut. Satu kecupan lagi tepat di pusar membuat Cindy kegelian. Lalu turun perlahan dan berbelok ke paha Cindy. Satu kecupan untuk paha kanan dan paha kiri. Asep mengangkat kaki kiri Cindy. Ciumannya turun ke lutut lalu ke telapaknya. Tiga ciuman mendarat di sana. Cindy menggelinjang keenakan.

Lalu pindah ke telapak kaki kanan. Sekarang kaki kanan Cindy di angkat lalu ciumannya bergeser ke lutut lalu ke paha kanan.

"Hmmm enak .. Sepp" bisik Cindy.

Di atas memek Cindy lidahnya beraksi menjilati cairan lengket hinggar bersih. Cindy merasa melayang sampai meremas-remas payudara sendiri. Lalu tangan kirinya berpindah mengelus kepala Asep yang kini ada di antara selakangannya.

Sementara lidah Asep kembali merangsang jendolan Cindy, telunjuk yang telah dibasahi sedang mencoba menembus lubang dubur gadis SMU Dwiwarna itu. Dalam waktu singkat tiga jari Asep bisa keluar masuk dengan bebas. Cindy sudah biasa dibool Andre dan mungkin juga beberapa lelaki lain yang tidak akan diakuinya dihadapan Asep atau Andre.

Pantat Cindy kini diletakkan di pinggir ranjang. Asep turun dari tempat tidur dan mulai penetrasi ke lubang pembuangan Cindy. Jlep! Tidak terlalu mudah memasukinya meskipun Cindy sudah santai dan mengendurkan otot duburnya. Mungkin karena peralatan Asep yang terlalu besar atau terlalu diburu nafsu.

Setelah percobaan kesekian kali, akhirnya... Diiringi gigitan di bibir Cindy sendiri kepala kontol Asep masuk juga. Lebih sempit dari pada memek Cindy yang sudah dimasuki puluhan kontol. Tanpa Asep menggerakkan pantatnya, serasa sudah mau orgasme saja. Maka Asep melakukan peredaman. Ditidurkannya badannya yang kekar di atas tubuh Cindy sambil menahan supaya tidak segera orgasme.

Pemandangan yang kontras. Kulit Cindy putih bersih dengan badan yang langsing dan indah. Sementara di atasnya badan Asep yang kekar dengan otot yang menonjol dan berkilat oleh keringat.

Asep kembali menegakan badannya di pinggir ranjang dengan kontol tetap menancap di lubang belakang Cindy. Setelah mencoba berkonsentrasi, kembali telunjuknya merangsang klitoris Cindy. Tangan kirinya mencoba meraih payudara Cindy untuk diremas. Cindy milik Asep malam ini.

"Terussshh Sep!" rintih Cindy.

Asep terangsang dengan rintihan manja itu. Kontolnya dikeluarkan separo lalu dimasukkan kembali. Wuuhhh sensasinya lain. Sama sekali berbeda saat kontol berada di dalam memek. Cindy yang mendapat rangsangan di ketiga titik siap menuju ke orgasme ketiga. Ah, Asep memang lihai ngeseks. Mungkin dia dapat pengalaman dari cowok- cowok basket dan Andre sewaktu di puncak kemarin, pikir Cindy. Ya seperti sudah kita baca, Asep memang dapat pengalaman tapi di bidang lain.

Asep menggenjot pelan mengimbangi datangnya orgasme Cindy. Dia tidak mau ngecrot sebelum Cindy orgasme.

"Sepphh hampir Sephh. Kamu memang jantan hhh ahhh ahhh.." racau Cindy.

Muka Cindy memerah dan minta jari Asep lebih dalam lagi. Asep tahu ini tanda-tanda hendak orgasme. Dicabutnya kontol yang sudah sangat pegal ingin muncrat dan dialihkannya ke memek Cindy dengan cepat. Telunjuk dan kontolnya keluar masuk dengan bergantian.

"Nonhhh saya juga hampir nonhh... dilepas di luar apa dalam Hhh hhh...?" Asep sempat bertanya takut Cindy komplain lagi.

"Dalam saja Sephhh..." Cindy tak kuat menahan nafsunya.

Asep mempercepat rojokannya. Telunjuknya sudah keluar. Tinggal kontolnya saja yang bekerja keras. Tak hanya separo yang masuk tapi hampir mentok semua masuk ke memek Cindy.

"Non sa... ahhhh..."Asep tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.

Mereka berdua menabrak pulau orgasme yang telah sekian lama dicari. Mereka masih jauh berada dalam rengkuhan masuk sampai ke pusat pulau. Mendapat harta terpendam tak ternilai kepuasannya.

***

Jam 5 pagi Cindy berangkat ke Bandara. Asep sempat melambaikan tangan untuk terakhir kali. Semua pembantu mendapat bonus uang dari Cindy, termasuk Asep.

Kerlingan mata Cindy menjadi kenangan terakhir karena masih lama lagi Asep bisa merasakan memek Cindy lagi. Selamat jalan Cindy. Semoga kamu sukses di negeri kangguru!

_______

Cerita ini dibuat khusus untuk Nich (pengarang juga!)

1 comment:

IC said...

Seru, liar banget.
Di sini lebih terungkap Asep yang sebenarnya, keliaran dibalik keluguan dia yang malu-malu.