21 August 2007

Hasrat

Gw sedang Yoga >>>>













Saat hasratku bergelora. Nafaskupun menjadi lebih cepat. Ada sesuatu yang harus disalurkan dengan segera. Telah kucoba menahan dan meredam. "Lupakan, lupakan, lupakan!" sang otak memerintah. Kuatur pernafasan. Kuhitung dengan metode Qi Gong (baca: Cikung). Kupraktekkan kesabaran sang Budha. Kupakai kesabaran nabi Isa. Kukenakan kedisiplinan nabi Muhammad. Kuterapkan Yin dan Yang.



Hhhh....ssss.....kukeluarkan udara kotor di rongga dadaku sekali lagi. Sejenak pikiran liar berhasil menghilang. Tapi bak rumput di musim hujan. Sekarang dipangkas. Tiga hari kemudian sudah tak beraturan. Hasrat itu muncul lagi. Bergelombang, semakin keras dan bergelora lagi.


Kucoba berkali-kali. Hasilnya sama. Peristiwa yang sama. Putus asa rasanya kuberdoa. Putus harapanku untuk mencoba.



Orang bijak bilang seandainya dalam perjalanan kita menemui gunung batu yang sangat tinggi. Tak mampu kita melampaui dengan mendaki. Gunakanlah dengan cara mengitarinya.



Hasratku adalah gunung itu. Tak mampu kumenaklukannya. Ya, aku harus memutar mencari jalan mengitarinya atau terbang dengan pesawat melintasinya. Cara lain adalah membuat terowongan di kakinya. Pilihan lain adalah dikalahkan dan jadi budak nafsu.


Pilihanku adalah menyalurkan hasrat melalui jalan yang tak semestinya. Aku memilih menulis semua yang menjadi hasratku. Imajinasi liarku dengan bunga yang indah di tengahnya. Kutulis segala keinginan yang tak tersalurkan. Kumulai rangkai kata-kata. Hasrat itu mulai menemukan alirannya. Mengalir di selokan kearah sawah maya. Menyemaikan padi-padi pertemanan. Tumbuh bersama-sama dan menghasilkan yang lebih baik dari sekedar cemburu, patah hati, pengkhianatan dan mungkin pembunuhan.


Harapanku semua tumbuhan itu nantinya menghasilkan benih-benih baru yang baik. Terhindar dari perkara nista yang mungkin timbul dari hasrat menggelora yang tak tersalurkan.

No comments: