16 December 2010

TUKANG TAMBAL BAN MACHO DAN BIRAHI 2

SURAT DARI PONAKAN

Jono memegang amplop putih titipan dari kampung.

Kepada YTH: Pak Lik Jono

begitu dibagian sampul depan. Sedangkan di sampul belakang tertulis 'Dari ponakan tersayang'.

Jono tersenyum membaca 'ponakan tersayang'

Jono membuka dan mulai membaca surat itu.

Dengan hormat,

Apa kabar pak lik di sana? Semoga sehat dan baik-baik saja dalam lindungan yang maha kuasa.
Saya di sini dan semua keluarga baik-baik saja.

Saya sangat kangen sama pak lik. Saya ingin ketemu lagi seperti lebaran lalu. Tidur sama
pak lik, mandi bareng, mancing, dan semuanya. Kapan pak lik pulang lagi?

Tiap mau tidur saya selalu teringat sama pak lik. Saya pengen melakukan seperti yang kemarin
lagi. Air mata saya sampai menetes karena rindu ini. Saya sangat sayang sama pak lik. Saya
cinta sama pak lik. Semoga pak lik juga cinta saya.

Ibu dan bapak titip salam. Saya doakan pak lik tambah jadi orang di Jakarta.

Salam hormat,

Aldi


Lalu Jono melipat dan memasukkan surat itu kembali ke dalam amplopnya. Dia hanya tersenyum-senyum. Ada-ada saja pikirnya. Mau tidak mau ingatannya melayang pada lebaran lalu. Hari raya besar yang dia lewati hari harinya bersama Aldi.

Dulu sewaktu dia meninggalkan kampung untuk merantau ke Jakarta, Aldi masih kecil sunat saja belum. Dia baru akrab lagi setelah dia menganggur karena PHK masal dari outsourcing. Waktu itu dia hampir saja jadi supervisor cleaning servis di sebuah mal. Kalau saja perusahaan tidak bermain kotor tentu mereka masih tetap bekerja.

Masa menganggur diisi dengan membantu bapaknya yang menanam Jagung. Kegiatan lain adalah bermain bersama Aldi yang saat itu sedang mengambil kursus komputer di kota dekat tempat tinggal mereka. Aldi lebih beruntung karena bisa menamatkan SMA dan mengambil kursus komputer. Sekarang dia bisa bekerja di staf waralaba yang ada di dekat kampung. Beda nasib dengan Jono yang harus banting tulang jadi tukang tambal ban.

Aldi sudah jadi pemuda yang ganteng dan gagah. Mungkin kalau di Jakarta sudah bisa jadi model karena badannya juga tegap. Dulu pernah disarankan untuk mendaftar jadi tentara selepas SMP namun dia merasa tidak berminat. Tentara itu kasar-kasar, begitu katanya.

"Pak Lik tu badannya bagus juga ya..." itu komentar Aldi

Waktu itu Jono habis mandi dan hanya memakai handuk. Dia berniat mengambil pakaian di tas ranselnya. Dia berhenti dan melirik ke Aldi yang tiduran sambil membaca majalah komputer. Jono jadi berdiri lagi lalu menekuk tangan ke atas memamerkan kedua bisepnya. Dadanya dibusungkan perutnya dikecilkan. Adi meletakkan majalah dan menonton peragaan binaraga gratisan di depannya. Tiba-tiba handuk Jono melorot dengan cepat. Aldi tertawa ngakak terpingkal-pingkal keras sekali.

"Ada apa sih?" Mas Warno melongokkan kepala ke dalam.

Untung saja Jono cepat kembali mengenakan handuknya.

"Itu mas. Aku hampir jatuh malah diketawain anakmu..."

Aldi tertawa sampai keluar air mata waktu itu.

"ALDI!!" Mas Warno membelalak pada Aldi. Aldi berusaha diam namun tawanya kembali berderai setelah bapaknya berlalu.

Namun itulah awal semua ini. Semenjak itu bayangan Pak Liknya yang telanjang sering sekali mengunjungi Jono. Setiap itu terjadi selalu dibarengi kontolnya mengeras. Aldi sendiri tidak mengerti kenapa hal ini terjadi. Bukankah pak lik adalah adik kandung bapaknya. Bukankah pak lik juga laki-laki sepertinya. Bagi Aldi semenjak kecil sudah biasa mandi bareng telanjang laki-laki dengan laki-laki. Kontolnya tidak mengeras. Namun kenapa kalau pak lik yang  telanjang kontolnya jadi mengeras.

Aldi semakin hapal jadwal mandi pak lik Jono. Dan setiap waktu itu dia sempatkan untuk  berada di kamarnya, berharap ada tontonan binaraga gratis lagi. Namun tentu saja tidak terjadi.

Hari demi hari Aldi jadi tambah geregetan ingin melihat pak liknya telanjang lagi. Suatu sore pak liknya masuk kamar dan Aldi menyentakkan handuk yang dipakai Jono. Tentu saja reflek Jono menahannya.

"HEH! Kurang ajar ya kamu...." Jono berbalik memasang tampang marah.

Aldi kaget dengan reaksi itu. Dia hanya bisa cengengesan saja.

"Duduk sana. Aku mau bicara sama kamu" suaranya tegas dipelankan.

Tangan Jono menunjuk tempat tidur. Aldi dengan menunduk takut duduk di tepi tempat tidurnya. Jono menyusul dibelakangnya sambil tetap memakai handuknya. Lalu duduk di sebelah Aldi.

"Di, kamu tu ndak boleh saru begitu. Ndak sopan, tahu!"

"Iya, maaf pak lik"

Aldi tetap menunduk tapi arah matanya menuju ke selakangan pak liknya. Juga ke perut Jono yang berkotak-kotak. Aldi mencari sesuatu. Sesuatu yang menarik yang membuatnya selalu tegang kalau membayangkan. Sementara itu Jono terus menasehati Aldi dengan itu ini. Namun semua nasehat itu menguap tanpa satupun yang terserap di otaknya.

"Kamu ngerti ya apa yang pak lik maksudkan" ujar Jono mengakhiri kutbah pendeknya.

"I Iya Pak lik" Aldi mengiyakan saja tanpa mengerti apa yang diiyakan itu.

Esok harinya setelah peristiwa itu Jono berangkat ke Jakarta. Ada teman outsourcing yang mengabari kalau butuh tenaga untuk bengkel di tempat saudaranya. Jono memutuskan sekali lagi mengadu nasib ke Jakarta. Harapannya agar lebih beruntung dari kemarin. Sekarang kerja bengkel, lalu punya bengkel sendiri, kalau bisa bengkel mobil. Begitu cita-citanya.

Semenjak itu Jono tidak bertemu lagi dengan Aldi karena sama-sama mengejar cita-cita. Hingga lebaran tahun lalu saat Jono berlebaran di rumah. Kembali dia harus tidur dengan Aldi. Ya karena Aldi merangkap kamar tamu.

Saat tidur malam tiba hanya Aldi dan Jono di kasur itu saja. Aldi tiba-tiba memeluk pakliknya. Jono membiarkan, namun terdengar sesenggukan dari Aldi.

"Di, kamu nangis?"

"Sejak pak lik pergi entah mengapa hidup Aldi jadi sepiii sekali. Aldi merasa kangen sama paklik. Sekarang paklik sudah di sini. Aldi tidak mau pak lik pergi lagi" ungkap Aldi kalimat demi kalimat disertai jeda yang cukup panjang.

Jono mengelus rambut keponakan yang beranjak dewasa. Tangisan Aldi mereda namun hidungnya ditempelkan di pipi Jono sekarang. Jono tidak mau membuat Aldi menangis lagi dan dia membiarkan saja.

"Pak Lik jadi pacar saya ya..." 
 Jono kaget.

"Ah, kamu ngelantur... kamu mengigau ya..."

Tapi tentu saja tidak mengigau karena Aldi belum tidur. Aldi serius di dalam hatinya tidak mau berbagi hati pak liknya dengan yang lain.

"Kalau laki-laki pacarnya ya perempuan. Memangnya pak likmu ini perempuan?"

Aldi hanya diam saja. Dia tahu itu salah tapi mau apa lagi dia merasa lebih lega bisa mengungkapkan perasaannya itu. Namun sejauh percakapan ini Jono tidak melawan dan menolak dipeluk dan dicium. Bahkan saat Jono sadar kalau Aldi adalah laki-laki. Lebih menyenangkan lagi Pak Liknya juga mengelusi rambutnya. Rasanya damai sekali.

Tangan Aldi nakal turun ke selakangan Jono. Entah kenapa kontol Jono jadi berdiri. 

"Jangan di..." kata Jono sambil menyingkirkan tangan Jono dari kontolnya.

Aldi memegang tangan Jono dan meletakkan di kontolnya yang juga tegang. Jono merasa kaget juga karena kontol Aldi besar juga. Dia jadi sadar kalau Aldi bukan ponakannya yang belum sunat tetapi sudah menjadi laki-laki dewasa. Jono kini lebih paham kalau keponakannya ini juga merindukan kepuasan ragawi yang mungkin tidak diajarkan oleh bapak manapun.

"Gede juga kontol kamu, Di" ujar Jono.

Lalu Jono meremas-remas kontol Aldi. Badan Aldi bergetar merasakan kenikmatan diremas-remas tangan pak liknya. Aldi mengetatkan pelukannya dan dia menggesek-gesekkan hidungnya di jambang paklik yang disayangi. Jono hanya membiarkan sejauh Aldi tidak jadi kurang ajar padanya. Tidak ada rasa birahi waktu itu, hanya ada rasa sayang dan ingin membuat keponakannya merasakan keindahan seks seperti yang dia pernah rasa.

"Terusss pak lik..."

Aldi secara reflek menggerakkan pantatnya maju mundur. Gerakan reflek ingin kontolnya merasa dipuaskan. Lalu Aldi memelorotkan celananya dan Jono kini menggenggam kontol Aldi yang sudah tegang penuh, keras bagai tongkat kayu.

Jono mengocok kontol Aldi maju mundur. Aldi tidak tahan dan pantatnya bergerak lagi. Kocokan Jono jadi kacau karena gerakan itu. Meskipun lengannya juga terasa pegal namun dia tetap membantu Aldi hingga mencapai puncak.

Tiba-tiba dengan gerak cepat Aldi berbaring lurus. Disingkapkan kausnya ke atas.

"Lebih cepat pak lik..." ujar Aldi meminta.

Jono menuruti mengocok kontol Aldi dengan cepat. Tak lama kemudian badan Aldi mengejang kaku dari kepala kontolnya menyembur mani kental yang banyak ke dada dan perutnya.

"Mmmmmmhhh...."

Jono lalu memperlambat kocokan untuk membersihkan sisa mani di dalam kantung zakar yang belum keluar. Nafasa Aldi yang ngos-ngosan perlahan kembali teratur. Jono berdiri dan mengambil pakaian kotor yang besok akan dicuci.

"Nih Di. Dibersihkan pejuhmu..."

Aldi mengelap semua hingga bersih.

Malam itu maunya Aldi tidur memeluk paklik sambil telanjang. Tapi Jono membetulkan pakaiannya setelah Aldi terlelap. Aldi merasa bahagia walaupun tidak berhasil menjadi pacar Jono. Tapi dia merasa malam itu sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa sayang dari pakliknya. Sebuah rasa sayang yang lama dia rindukan.

Semenjak malam itu, malam malam berikut selama masa lebaran adalah masa yang membahagiakan buat Aldi. Dia merasa seperti di sorga dunia walau tanpa kepuasan seksual. Baginya dipeluk dan dielus rambutnya oleh paklik Jono adalah keindahan hidup. Rasanya tak ingin berpisah selamanya.

Kepada YTH: Pak Lik Jono

Dengan hormat,

Saya sudah mengumpulkan uang yang cukup untuk menyusul Pak Lik ke Jakarta. Saya mau cari
kerja di Jakarta. Bapak dan Ibu sudah merestui. Selama saya di Jakarta, sudi kiranya kalau
saya tinggal bersama Pak Lik.

Ponakan kesayangan Pak Lik,
Aldi

Sebuah surat yang meresahkan bagi Jono. Kini dia juga harus menanggung hidup ponakannya yang akan tinggal bersamanya. Tidak mungkin menolak keponakannya selagi dia masih ada tempat di Jakarta meski sangat sederhana.

8 comments:

Anonymous said...

Agak ga seru rob yang kedua ni... :( :(

-D-

Arya S said...

Wah, br baca kelanjutanx neh. Bgs kok..

Anonymous said...

Hy kumpulan cerita saru...
Cerita "josh" nya bagus euy....alur crtnya bagus, ada sisi romantis, egois, konflik, gentle...keren deh pokoknya...i like it... :p :p....itu real or imajinatif aja....coba itu terjadi pada vokalis grup band idolaku hahahahhaha...
Salam kenal ya .. Ko diblog nya ga da nama ??


To robby : U know who, rob...?? Hahahaha...

- D -

Robby said...

Thxs dah mau koment di blogku KCS...

D, yap aku tahu grup band idola kamu.

Arya S said...

Salam kenal juga, aku arya. Thx ya udah buka blog aku, mudah2an kamu suka cerita lainx juga. Siapa tuh vokalis band favoritx??

Robby : Dah suka dr dulu kok, dah dijadiin bookmark malah..

Unknown said...

i like robyy share dong ke email aku makasih ea bayu.wrdn@yahoo.com thank you mas robyy

Unknown said...

Nice story... hmmm ditunggu cerita betikutnya.

Unknown said...

Nice story... hmmm ditunggu cerita betikutnya.