20 September 2010

BAND ByRoe 3

Kisah BAND ByRoe 3: Ah, Nikmatnya Threesome.

Cerita sebelumnya: BAND ByRoe 2


Sudah lama berselang semenjak malam indah bersama Prasta. Pertemuanku malam itu berlanjut indah dengan terjalinnya hubungan dengan grup band Byru. Bahkan Prasta mengusulkan aku  kepada Bryan (ketua Laskar Biru) untuk di angkat dalam dewan pengurus. Aku sebetulnya menolak mengingat kesibukan pekerjaanku. Namun Prasta memaksa, dan akhirnya Bryan menempatkanku pada posisi ketua lobi untuk beberapa even. Tugasku nantinya adalah melobi segala keperluan Laskar Biru agar diberi kemudahan (kalau bisa gratis) untuk mengikuti konser Band ByRoe.

Beberapa waktu lampau pernah tersebar fotoku yang sedang ML dengan Prasta di dekat jendela hotel. Namun ternyata foto itu tak sengaja tersebar. Dan kualitasnya kurang bagus karena getaran. Akhirnya gosip itu reda dengan sendirinya.

Ada satu hal yang ingin kuceritakan tentang menjelang dini hari saat Bang Rudi mendatangi kamar kami. Ya, waktu itu aku dan Bang Prasta masih telanjang tanpa pakaian. Bang Rudi  mendekatiku untuk berkenalan lalu menciumku dan menggerayangi tubuhku. Meremas kontolku yang sudah tegang. Bang Prasta membiarkan kami, dia membuat kopi di meja dekat jendela sana.

Bernafsu sekali Bang Rudi malam itu. Dia membuka dan melempar baju hotelnya lalu masuk ke dalam selimut dan menindihku. Kontolnya sudah sangat keras dan terasa hangat di perutku. Aku layani ciuman-ciuman ganas Bang Rudi. Lumatan-lumatan penuh hasrat.

Sementara itu Bang Prasta menjerang air yang sudah panas ke dua cangkir yang ada. Sesekali melirik pergumulan kami di ranjang. Kontolnya setengah menegang. Aku berharap dia segera bergabung.

Bang Rudi memang tidak seganteng Bang Prasta. Kulitnya agak coklat tetapi badannya juga kekar, mereka memang sering fitnes bersama. Walau tidak ganteng tapi wajahnya menarik dan yang penting macho banget. Nafsu sexnya juga gede.

"Aawwhhh... hmmm... yesh... ahh..." erangku saat Bang Rudi menghisap kontolku.

Jari tengah kirinya nakal mencari lubang anusku. Jari yang biasa menghasilkan nada-nada bas kini bermain di pembuanganku. Ouhh... terasa kasarnya. Geli dan nikmat. Hmmm aawwwhh uuufff... Dua kenikmatan sekaligus di depan dan belakang. Nikmat tapi aku tidak cepat mencapai puncak nirwana karena tadi sudah sekali dengan Bang Prasta.

Bang Rudi melepas hisapannya lalu menaikkan pahaku ke pundaknya.

"Rud, itu jatahku... aku belum dapat tadi" ujar Bang Prasta teriak.

Kulihat Bang Prasta meletakkan cangkir dan membasahi kontolnya yang mengacung ke atas dengan jari yang tadi dikulumnya. Ouh... langsung aja aku bangkit dari tempat tidur dan  menghampiri Bang Prasta, Idolaku. Sempat kuraih jeli pelicin. Bang Prasta duduk di kursi berukir sambil minum teh. Kulumasi batang kontolnya yang besar dengan pelicin.

Kami berciuman. Lalu aku mundur membelakangi dan duduk di atas batang kontol Bang Prasta. Kugesek-gesekkan. Sementara Bang Rudi yang menyusulku, dia melumati bibir Bang Prasta. Tambah on saja nafsuku melihat dua pria berebut dan saling melumat begitu. Bang Prasta menggelosorkan tubuhnya agak ke bawah memberi tempat bagiku agar lebih mudah. Posisiku kini sudah tepat, kupegang batang kemaluan Bang Prasta lalu ku masukkan ke dalam lubang yang tadi diobok-obok oleh pembetot bas.

Tetap saja sakit. Namun karena sekarang aku yang mengatur maka aku bisa perlahan-lahan memasukkannya.

"Awhhh sssshhhhhhtt enak... sempit sekali... gila... awwwhhh" Bang Prasta serasa menikmati pantat perawan rupanya.

Perlahan namun pasti akhirnya pantatku menyentuh rambut kemaluan Bang Prasta. Yah kontol Bang Prasta sudah masuk ke dalam tubuhku. Yes, nikmati aja Bang. Sementara aku masih  berdiam tak berani bergerak. Ada rasa mengganjal dan sakit. Aku tahu pasti kontol Bang Prasta serasa diremas begitu keras.

Bang Prasta mencoba menggerakkan pantatnya agar kenikmatannya lebih.

"Ouh jangan dulu Bang. Sakit nih..." ujarku.

Bang Rudi melumat bibirku sambil memegang kepalaku. Bang Prasta menggerakkan pinggangnya lagi. Sakit terasa lagi. Tapi aku tidak berdaya berkata-kata lagi. Kini Bang Rudi sedang menciumi sangat ganas tanpa mempedulikan eranganku. Tanpa peduli kesakitanku. Entah bagaimana tiba-tiba kesakitan itu menghilang dengan sendirinya. Berganti dengan kenikmatan. Ini kenikmatan pertamaku dientot.

Bang Rudi melepasku setelah aku tampak rileks dengan gerakan Bang Prasta. Kini kontol Bang Rudi didekatkan ke hidungku. Aku tak menyia-nyiakan. Kujilati kontol Bang Rudi yang lebih panjang dari punya Bang Prasta. Awwwhhhh.... kujilati dari dekat bola peler hingga ujung lubang kencing. Kugelitik lubang kencing Bang Rudi. Sementara Bang Prasta terus keluar masuk.

"Dev, kamu membungkuk..." ujar Bang Prasta menepuk punggungku.

Aku berdiri dan membungkuk. Kedua tanganku berpegangan pada pinggang Bang Rudi. Sambil mengulum kontol Bang Rudi tentunya. Anusku disodok Bang Prasta lagi. Awh nikmatnya threesome. Dua pria selebritis mengentotiku sekaligus dinihari itu.

Kontol Bang Prasta lebih mudah masuk daripada tadi. Aduh sudah kendor pantatku neh, pikirku. Terasa sekali Bang Prasta mengentotiku dengan nikmat. Ah sayang sekali tidak boleh difoto. Kini mulutku dientoti kontol Bang Rudi. Pinggangnya maju mundur. Kontolnya yang panjang menyodok hingga sampai tenggorokanku. Tanganku menahan supaya tidak terlalu dalam atau aku bisa muntah nanti.

Satu yang aku sesalkan, tiba-tiba saja aku teringat kalau pagi nanti harus jadi narasumber seminar. Pikiranku lalu menjadi takut kalau aku tidak bisa menyampaikan seminar dengan baik. Seperti kalian tahu, seminar memerlukan konsentrasi yang baik.

"Bang, maaf aku tidak bisa melanjutkan ini" ujarku tiba-tiba.

Kulepas kontol bang Rudi dan Bang Prasta keluar dari tubuhku. Jam sudah menunjukkan 3.30 dan hari sudah hampir pagi. Aku menjadi panik. Bahan seminar masih berantakan dan belum difotokopi. File presentasi belum ada backup. Ini penyakitku memang. Mudah panik begitu saja.

"Dev.. dev!" Bang Prasta memegangi dan memelukku.

"Maafkan kami berdua kalau menyakitimu ya..."

Perasaanku dipeluk dua pria dewasa mungkin tak terbayangkan. Tiba-tiba saja perasaanku menjadi tenang. Damai sekali. Lenyap begitu saja kepanikanku. Seperti sakit kepala yang segera hilang setelah minum obat.

"Aku harus seminar besok Bang atau aku akan dipecat"

Mungkin karena pelukan itu pikiranku berubah. Aku masih muda. Aku pasti kuat. Apa yang aku alami malam ini lebih berkesan dari seluruh pekerjaanku. Bukankah ini yang kunantikan, yang kubayangkan seumur hidupku? Hal yang paling kumimpikan dalam tidurku? Hasrat terbesar melebihi keinginanku untuk bekerja? Jadi kalau begitu kenapa harus kusia-siakan. Persetan dengan seminar besok.

"Ah, sudahlah Bang. Sorry kalau aku membuat rusak acara ini. Kita lanjut saja..."

Bang Prasta dan Bang Rudi tersenyum, kemudian tertawa. Mereka berebut menciumiku. Mencumbu supaya aku terbangkit kembali. Benar saja, tak lama aku kembali on dan siap untuk babak berikut.

Aku membagi ciuman untuk Bang Prasta dan Bang Rudi secara adil. Bahkan kadang kami ciuman bertiga (aneh!) tetapi itulah yang terjadi. Tiga pria dewasa dalam keadaan telanjang bulat saling berpelukan. Saling memagut. Saling mengelus dan berpelukan. Ah... nikmatnya trisom. Bang Prasta sempat meninggalkan aku dan Bang Rudi. Dia ke kamar mandi untuk kencing dan membasuh kontolnya yang tadi sempat masuk anusku.

Pasti heran kenapa aku tahu Bang Prasta sempat mencuci kontolnya... ya karena jembutnya masih agak lembab dan wangi baunya. Aku menciuminya dan aku menjilatinya sementara Bang Rudi mengulum kontolku. Lalu Bang Prasta ikut tidur di kasur itu dan mengulum kontol Bang Rudi. Yes, kami membentuk rantai kulum mengulum. Sensasinya lain saat kita dikulum, kita bisa mengulum sekaligus kita bisa melihat orang sedang mengulum (dan dikulum) hahaha...

Bang Prasta yang melepaskan setelah lama kami melakukan rantai kuluman. Dia menaiki Bang Rudi dan memasukkan kontol Bang Rudi yang besar itu ke anusnya. Begitu mudah dia melakukan itu. Terbiasa sepertinya.

"Bang, aku minta kondomnya lagi ya..." ijinku sambil mengambil satu kondom di tas Bang Prasta.

Kupasang dan kuarahkan kontol tegangku ke kontol Bang Rudi yang sedang mengentoti Bang Prasta. Bang Prasta tau itu.

"Masukin aja, Dev... aku ingin rasakan dua kontol perkasa kalian. Ooouuuhhhh" erang Bang Prasta.

Sinyal hijau yang baik. Lalu kutambahkan jeli pelumas di sekitar lubang Bang Prasta dan kontol Bang Rudi yang keluar masuk tanpa kondom. Wajar, mereka kan memang partner sex tetap. Kontolku begitu keras ingin merasakan anal sempit Bang Prasta karena sudah diisi kontol Bang Rudi.

Kontolku susah masuk karena lubang itu sempit sekali dan licin. Aku arahkan saja kepala kontolku mengikuti jalur kontol Bang Rudi. Lebih susah dari masuk ke pantat perawan. Bang Prasta sempat menjerit kesakitan.

"Aaaahhhh......"

Ya, begitu sakitnya aku tadi juga Bang, tapi ini dalam pikiranku saja.

Agak sulit memang namun akhirnya masuk juga walau tidak bisa full karena sulinya posisi. Seru posisi ini. Saat aku memasukkan kontolku Bang Rudi dan Bang Prasta mengerang bersama. Rupanya sekali gesek dua kali keuntungan (halah seperti iklan kartu kredit). Akupun merasakan nikmat yang sama kalau Bang Rudi bergerak.

Satu yang harus dijaga adalah agar Bang Prasta tidak bergerak. Sekali dia bergerak kedua kontol kami bisa keluar semua. Repot masuknya lagi. Posisi ini walau enak namun susah untuk segera mencapai puncak. Kami hanya mencoba dan tidak lama melakukan posisi itu.

Posisi terakhir yang kami lakukan adalah adalah mengentoti mulut Bang Rudi. Ya, aku dan Bang Prasta sama-sama dikulum Bang Rudi. Kontol kami digenggam dan dikulum, dua-duanya. Kuluman Bang Rudi tidak kalah nikmat dengan kuluman Bang Prasta. Sementara dikulum, aku dan Bang Prasta berbagi lumatan bibir. Badan Bang Prasta tampak keren karena kilatan keringat di dadanya. Mirip salah satu poster di kamarku.

"Oooaaahhhh aku hampir, Rud..." ujar Bang Prasta

"Kita muncratin sama-sama saja, Bang" aku menawari.

Bang Rudi mengangakan mulutnya mempersilahkan kami berdua mengisinya dengan lendir kenikmatan. Aku dan Bang Prasta sama-sama mengocok kontol di depan muka bang Rudi.

"Oooohhhh aaaahhhhh ....yeeeahhhh" erang kami bersahutan.

Bang Rudi pun mengocok miliknya sendiri. Tak butuh lama.

"Ooooaaaahhhh...." Bang prasta memuntahkan lahar putihnya ke muka Bang Rudi.

"Ooouuuuuhhhhh...." aku menyambung.

Aku muncrat tiga kali dan habis. Sementara Bang Prasta yang muncrat dahulu masih beberapa kali lagi. Uh! Banyak benar pejuh Bang Prasta. Setelah puas kami menjilati muka Bang Rudi yang ada pejuh Bang Prasta. Aku ikut saja. Rasanya asin-asin gurih begitu.

Lalu Bang Prasta menjilati puting Bang Rudi yang masih mengocok kontolnya. Aku pun mengikuti. Aku gigit kadang aku tarik. Bang Rudi menggelinjang keenakan. Lalu kami sedot puting  Bang Rudi dengan kencang. Dia pun berteriak,

"Aaaaaaaawwwww...." seiring dengan itu sebuah tembakan muncrat dari lubang kencing Bang Rudi. Gila! menyembur sangat kencang. Aku baru lihat semburan pejuh sekencang itu. Wow, pasti terasa sangat puas kala itu.

Kami bertiga tersenyum. Seiring dengan itu terdengar kokok ayam di kejauhan. Di luar sudah mulai terbit matahari pagi.

Epilog:

Setelah itu aku pasang alarm untuk membangunkanku jam 8 pagi. Jam 8.15 aku sudah dijemput panitia seminar. Mataku kelihatan sembab kurang tidur. Pelaksanaan seminar kacau karena aku pingsan saat tiba giliranku memberikan presentasi.

Aku dapat teguran keras dari perusahaan. Seiring dengan itu prestasi kerjaku merosot hingga akhirnya aku mengundurkan diri. Saat itulah aku menghubungi Bang Prasta. Dia baik sekali dan menawariku di posisi baik di Laskar Biru. Terimakasih Bang Prasta, kebaikanmu tak akan kulupa seumur hidupku.

1 comment:

Anonymous said...

Tks rob...

- D -