15 September 2009

NGOCOK BERSAMA

Kisah Teguh: Awalnya ngocok bersama

Aku Teguh,umurku masih 18 tahun dan baru masuk Sekolah Tinggi Teknik. Aku harus kos karena tempat tinggalku di Cilacap dan aku harus kuliah di Purwokerto. Ini pengalaman pertama tinggal di kamar sendiri. Maklumlah keluargaku bukanlah orang kaya yang mampu membuatkan tiap anaknya kamar sendiri. Penghasilan bapak sebagai nelayan tak pasti. Untung saja aku punya seorang ibu yang pekerja keras. Berjualan pecel keliling kampung.

Setelah aku sunat pada umur 12 tahun, aku langsung masuk ke masa puber. Setelah sembuh dari luka sunat ada rasa geli kalau kepala kontolku tergesek dengan celana atau sarung. Kuceritakan hal ini dengan temanku yang lebih dewasa dan dia mengatakan kalau lama kelamaan akan menjadi biasa. Namun ada rasa tidak puas kalau sudah tegang rasanya kepala kontolku gatal dan ingin digaruk-garuk terus. Sampai suatu ketika setelah lama menggaruk kurasakan getaran hebat dan ada sesuatu yang keluar dari lubang kencingku.

Waktu itu aku merasa takut sekali. Kuceritakan lagi dengan temanku. Dia berkata tidak apa-apa, itu bukan nanah namun cairan lelaki dewasa. Aku senang sekali menggaruk kontol tetapi masih takut bernanah. Aku tidak bebas melakukan semua itu di kamar. Aku harus menunggu adik-adikku yang tidur sekamar hingga terlelap dahulu.

Semenjak kos aku merasa sangat bebas. Aku punya kamar sendiri walaupun lebih kecil. Tidak masalah, yang penting aku bisa menggaruk kontol. Oh ya saat itu aku sudah mengenal kalau itu namanya ngocok atau masturbasi atau onani. Aku sering dengar teman-teman lelaki yang membahas topik ini. Teknikku pun sudah berkembang. Bukan lagi cuma menggaruk tetapi menggenggam, memintir, bahkan menggosokkan ke guling atau ke kasur. Aku ngocok hampir tiap hari. Meskipun teman-temanku menggosipkan buruknya onani tetapi aku tidak peduli. Enak sih!

"Guh nanti jadi kan nonton di komputerku" ajak Ivan teman kuliahku

"Iya dong!"

Si Ivan juga anak kos. Meski lain SMA namun kami cepat menjadi akrab. Ivan orangnya baik dan ramah. Beberapa kali aku dibayari makan di kantin. Ivan juga beberapa kali satu kelompok denganku dalam berbagai kegiatan. Orangnya lebih tinggi dariku dan putih. Kalau dilihat lumayan juga tampangnya, mirip Jonathan Fritzy, halah! Jangan bilang ke orangnya bisa melayang tembus langit ke tujuh dia. Bedanya dia tidak punya tahi lalat dan rambutnya selalu pendek.

"Ayo guh masuk" ajaknya

Aku memang bengong di depan pintu kamar Ivan. Bersih, wangi, rapi, bagus lagi! Jauh lah dengan kamar kosku. Bandingannya Hotel dan bedeng di kampung. Di kamar Ivan ada ACnya juga. Kasurnya diletakkan di atas dipan yang empuk. Ah bukan dipan, akhirnya aku tahu kalau itu namanya springbed.

Ivan menutup pintu kamar lalu menyalakan komputernya. Warna biru menyembur dari CPUnya mengesankan sangat futuristik. Waktu itu Ivan sudah menggunakan komputer berpentium IV padahal komputer yang aku kenal di SMA adalah komputer pentium 2 awal dengan layar beresolusi rendah. Aku ternganga dengan kecanggihan dan kecepatan komputer Ivan. Tapi tentu tidak keterlaluan seperti yang kalian bayangkan lah! Aku sebagai siswa STT juga mengikuti perkembangan teknologi. Tetapi memang ini canggih!

Setelah cukup puas membahas komputer Ivan dan bertukar pengetahuan tentang kecanggihan, Ivan menyodorkan dua CD salah satunya dilapis label dengan tulisan Hard Sex dan satunya lagi Gymnasium.

"Aku baru dapat dari teman chatingku neh..." kata Ivan.

"Sering chating dimana, Van?"

"Tuh.. warnet yang di kantor Pos"

"Bukan, maksudku MIRC atau YM atau ICQ?" tanyaku

Waktu itu YM masih baru muncul dan MIRC masih merajai dunia perchatingan. FS dan FB belum lahir.

"MIRC" jawab Ivan singkat.

"Pernah nonton film blue kan, Guh?" tanya Ivan.

"Ee pernah lah!" kataku berbohong.

Sebetulnya ingin sekali menonton film orang bersetubuh seperti kata taman-tamanku. Namun selama ini aku belum mendapat kesempatan. Dengar cerita sih pernah. Tapi betul ini pengalaman pertamaku.

Dengan tenang Ivan memasukkan CD yang berjudul Hardsex ke dalam PC. Segera tampil film luar negeri di layar monitor. Semula Ivan berdiri di samping kursiku namun kemudian dia beralih duduk berselonjor di kasurnya yang empuk sambil menyalakan AC.

Film itu mempertontonkan dua orang bule laki-laki yang menaiki kapal di laut. Mereka lalu mematikan mesin kapal di tengahlaut lepas. Cuaca sangat cerah langit biru bersih. Dua bule itu bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek saja. Lalu mereka berdua berpandangan lalu berciuman. Hah?! ya kedua laki-laki itu berciuman mulut.

Aku memandang Ivan.

"Kok..." kukerutkan keningku.

Ivan hanya mengedikkan kepala sedikit tersenyum dan menyuruhku tetap menonton. Ah mungkin nanti ada cewek bule yang berpayudara besar itu.

Adegan itu tidak berhenti di sana. Tangan lelaki yang satu masuk ke dalam celana lelaki satunya dan meremas kontol. Kemudian kontol itu dikeluarkan. Lelaki itu jongkok dan... ya kontol itu dimasukkan ke mulutnya sendiri. Aneh tetapi kok aku juga tegang? Serasa kontolku yang dikulum lelaki kekar itu. Kontol itu dikeluarkan dan masuk ke dalam mulut. Terdengar lenguhan dari lelaki yang kontolnya dikulum.

Aduh! Kontolku membesar dan agak menekuk. Rasanya tidak enak. Spontan aku memasukkan tanganku ke dalam celana. Rasa dingin telapak tanganku menyergap batang kontolku.

"Ngaceng guh?" tanya Ivan dari belakangku.

Aku hanya tersenyum. Kulihat ke belakang. Ivan menepuk-nepuk kasur pertanda memintaku duduk di sampingnya. Semula malas untuk berpindah. Tapi kalau kupikir lagi daripada aku jadi tontonan Ivan. Mending aku juga pindah ke sampingnya. Aku juga ingin tahu reaksinya terhadap tontonan seperti ini. Akhirnya aku berjalan ke belakang. Ivan yang mengenakan celana basket tampak ada tonjolan di sana. Kupegang saja, langsung kena benda keras, besar dan kenyal itu. Hanya sedetik.

"Alah kamu juga ngaceng" kataku

Ivan tersenyum lalu merangkul pundakku. Nafasnya mendesah dan pandangannya aneh. Naluriku mengatakan Ivan ingin kami melakukan seperti yang di film. Kualihkan tangan Ivan dari pundakku. Sebetulnya aku tidak marah, namun merasa aneh dan salah saja. Tetapi menyesal juga karena Ivan jadi merasa tidak enak. Ivan menunduk malu dan tidak
lagi memandang ke monitor. Aku merasa bersalah sekali.

Pandanganku ke monitor lagi. Sekarang lelaki yang tadi dikulum sedang mengocok dan memuntahkan cairan putih yang dahulu kukira nanah. Adegan berbalik berganti lelaki yang tadi mengulum sekarang sedang dikulum kontolnya.Kontol itu bersih tanpa Jembut (rambut kemaluan) disekitarnya. Tampak ngaceng (tegang) penuh.

Kulirik Ivan yang diam di sebelah tampak tidak nyaman karena penolakanku tadi. Kuletakkan tangan kiriku di pahanya. Ivan diam saja. Lalu kuraba-raba. Ivan tidak bergeming. Tanganku usil naik ke arah kontol Ivan. Kutemukan lagi batang keras. Ivan juga tetap diam. Besar juga kontol anak ini. Kulirik Ivan, dia tersenyum melihat ke arah tanganku yang sedang meremas-remas.

"Ih suka ya..." kataku sambil melepas diri.

"Enak guh"

"Punya kamu gede juga ya Van.." ujarku.

Tangan Ivan tiba-tiba saja ada di atas tonjolan selakanganku. Belum sempat aku bereaksi Telapak tangan Ivan sudah meremas-remas kontolku. Lalu pergi.

"Punya kamu juga lumayan guh.." katanya cuek.

Lalu kami menonton lagi. Adegan telah berganti seorang OB sedang membersihkan jendela ruang kerja. Lalu si pemilik ruang keluar dan mulai membuka busana menggoda si OB ganteng. Adegan masih dua lelaki ganteng yang berotot. Mereka berdua saling memancarkan hasrat kalau mereka saling menginginkan. Si OB membuka resleting celana dan mengeluarkan kontol panjang yang masih lemas.

"Gedean mana sama punya kamu, Guh?" pancing Ivan

"Segede punya kamu tuh, Van"

"Belum lihat aslinya sih..."

"Ya udah buka sini aku bandingkan" balasku.

Tanpa malu Ivan memelorotkan celana basketnya. Kontolnya yang besar dan tegang ada di sana. Di ujungnya ada cairan bening yang baru saja muncul lagi.

"Wih gila panjang dan besar Van.."

Kugenggam kontol Ivan, pas sekali digenggamanku. Tetapi panjangnya benar-benar panjang. Terakhir baru kutahu kalau panjang sebetulnya hampir 19cm. Ini seperti dicerita temanku tentang kontol yang berhasil dipanjangkan oleh dukun pemanjang alat vital.

Tangan Ivan meraih kontolku yang juga menegang. Lalu dia mulai membuka celanaku. Semua kubiarkan. Biar adil, begitu pikiranku saat itu. Lagian kalau kutolak lagi suasana jadi tidak enak. Apa salahnya kalau kita sama-sama ngocok sambil nikmatin film. Pasti enak. Apalagi ngocok sudah jadi hobiku. Tapi ngocok bersama sepertinya akan jadi pengalaman baru.

"Van kocokin punyaku,ya..." pintaku.

Kubantu Ivan dengan memelorotkan celanaku ke lutut. Ivan menggenggam kontolku. Ini pertama kali tangan orang lain menggenggam kontolku. Rasanya berbeda tetapi nikmat. Kukocok kontol Ivan naik turun perlahan. Tangan Ivan juga mengocok kontolku. Berbeda irama dengan kocokan tanganku tapi kocokan Ivan enak.

Sementara di layar monitor si OB sedang mengisap kontol si pekerja kantor.

"Van, isap seperti itu dong"

Ivan menggeleng kepala.

"Kita ngocok bareng saja lah tidak usah macam-macam seperti itu. Dosa nanti"

Duh! Pernyataan yang mencengangkan.

Akhirnya kami berdua hanya mengocok kontol kami bersama-sama sambil menikmati tayangan di layar monitor. Sampai akhirnya Ivan muncrat duluan. Dia mengambil tisu dan mengelap mani yang tumpah di perutnya.

Di tengah kocokanku, Ivan menyodorkan tisu.

"Jangan tumpah di kasurku lo guh..."

Aku jadi benar berhati-hati agar maniku tumpah di tisu semua.

Aaahhhh.... crott...

Aku tersenyum pada Ivan. Ivan mendekat padaku dan mencium pipiku.

"Trimakasih ya Guh kamu mau temani aku onani. Tapi aku minta jangan bilang siapa-siapa ya..."

"Pasti deh Van"

Semenjak peristiwa itu muncul keinginanku untuk mengulangi. Meskipun aku tetap akrab dengan Ivan, namun sampai lama kesempatan berduaan di kamar seperti itu tidak muncul-muncul. Semakin hari aku jadi terobsesi melakukan lebih dari sekedar ngocok bersama. Setiap ketemu Ivan kontolku jadi ngaceng. Aduh! kok aku jadi homo begini ya?

Menurut teman-teman Ivan mau gak ya kalau melakukan lebih dari sekedar ngocok bersama?

7 comments:

Toi said...

hahaha! kocak!

Erwin CowboyClintz said...

hmmm.... Enak bgt critanya?
Mnurutq,ivan psti mw tuh diajak lbih dri itu..
Coba deh qmu rayu dy dg halus,psti lma2 hatinya luluh jg...

Unknown said...

Lucu n lugu.. haha..
Bwt Teguh, slm kenal yak, aq Teto d Clcap.
083863381700, aq Teto d Clcap.
083863381700

Robby said...

TOI, Thanks..

ERWIN, Hmmm mungkin juga...

Teto, wah kebetulan tokoh teguh tu dari temanku yang juga tinggal di cilacap ... semoga dia baca pesanmu.

sebastian said...

waduh...kalo mau ngocok ngajak gue donk supaya kita bersama ngocok lho

Robby said...

Sebastian, yap nanti kusampaikan sama Teguh wkwkwk...

Anonymous said...

Yo bareng gua aja