05 March 2010

BERGAUL DI GILI NANGGU

Kisah Marco: Lombok juga tak kalah biru.

Masih ingat Bali Memang Biru (BMB)? Kisah Marco saat berlibur dengan sepupunya di Bali. Kali ini dia berlibur ke Lombok namun sepupunya si Rendy tidak ikut. Buat yang belum baca silahkan klik di Bali Memang Biru.

Hari kedua adalah perjalanan menuju Gili Nanggu. Sebuah pulau kecil di barat pulau Lombok dan barat daya kota Mataram. Setelah menyeberang menggunakan speedboat, tibalah mereka di  sebuah pulau kecil yang alami sekali. Kebetulan disitu cuma ada satu resort dan obyek utamanya adalah taman laut yang sangat indah.

Walaupun Gili Nanggu kecil namun disukai wisatawan. Banyak wisatawan Asia seperti Jepang dan Korea dan juga Bule Australia. Sudah lama Marco mengagumi ketampanan pria Korea semenjak film-film drama Korea diputar di televisi nasional. Dia berharap bisa bertemu dengan pria tampan dari Korea atau Jepang. Marco ingin berkenalan, kalau beruntung bisa mendapatkannya.

Marco berlatih beberapa percakapan bahasa Korea melalui film secara otodidak. Terkadang dia juga berlatih bersama dengan teman-teman kantor yang juga sama-sama suka film Korea. Marco sangat berharap suatu hari memiliki teman Korea atau paling tidak berkunjung ke Korea.

BYUR!!

Marco mulai menikmati taman laut Gili Nanggu yang indah. Bersama keluarga, dia menikmati keindahan alam yang berbeda sama sekali. Seperti di planet antah berantah rasanya. Karang laut berwarna biru, merah, ungu dan kuning skotlite indah membentuk rangkaian. Ikan badut berenang dan terkadang bersembunyi di antara anemon laut. Setengah jam kemudian 3 orang  pria Korea yang tampan ikut berenang menikmati taman laut dan air yang super jernih.

Tubuh mereka terbungkus celana renang segitiga yang ketat. Tubuh mereka jadi semua, ya ketiganya. Tidak kalah bagus dengan badan Rain, si penyanyi tenar itu. Semua memiliki six pack. Tetapi yang paling tinggi yang paling keren. Ya, meskipun andai dapat yang lain pun Marco pasti tidak menolak.

"Marco kami duluan ya..." Paman Marco berteriak dari tepi pantai.

Mereka tahu Marco tak akan cepat puas menikmati taman laut Gili Nanggu. Marco pun melambaikan tangan. Dia juga merasa beruntung ditinggalkan bersama 3 pria Korea itu. Matanya tak hanya mamandangi indahnya taman laut di Gili Nanggu namun juga 3 pria bertubuh indah yang berenang tidak jauh dari tempatnya menikmati karang laut dan ikan yang berwarna-warni. Sepertinya mereka sengaja menggoda Marco saja.

Marco memahami lelucon mereka. Terkadang mereka tertawa-tawa mengolok teman lain sambil  menunjuk-nunjuk karang laut yang katanya mirip kelamin pria. Ah, jorok juga gurauan merekagumam Marco dalam hati. Marco tidak mau menampakkan kalau dia mengerti arti gurauan tiga pria tampan. Sesekali mereka bertatap pandang dan saling melemparkan senyum. Sebetulnya dari awal Marco berharap. Namun sayang, dia harus menangguk kecewa karena tidak terjadi apapun. Berkenalan pun tidak.

Akhirnya Marco meninggalkan 'teman senyum' Koreanya untuk berbilas di tempat bilas yang tersedia gratis di resort itu. Kamar bilas itu adalah ruangan yang dibatasi tembok batu alam tanpa atap. Lantainya banyak terdapat pasir putih khas pantai Gili Nanggu.

Sewaktu Marco masuk seorang pria bule sedang mandi, telanjang bulat. Alamak! Masih muda tapi tubuhnya biasa saja tidak sebagus pria Korea tadi. Namun sebelum Marco memulai mandi,  dia sudah menyelesaikan mandinya. Marco sempat melirik kontol pria bule yang tidak bersunat itu... besar tapi kulupnya masih ada. Jadi ingat titit anak kecil tapi ini bentuknya lebih besar. Jembutnya pun pirang seperti rambut di kepalanya. Pria itu segera berlalu dari kamar bilas beratap langit cerah.

Marco mandi sendirian saja. Dia tergoda untuk mandi telanjang di alam terbuka. Kapan bisa menikmati mandi di bawah langit seperti ini, pikirnya. Segera dia membuka celana dan berjalan ke arah air yang memancar lembut dari shower. Segera air tawar mengenyahkan semua garam yang sempat mengering di kulit Marco yang kini sudah terbakar. Tubuhnya belum terlalu berbentuk namun sudah lumayan daripada sebelum ikut gym di dekat kantor.

Dia mengelusi badan telanjangnya sebelum menyentuhkan sabun. Dia meraba putingnya, perutnya yang mulai rata, dan kontolnya yang mulai setengah menegang. Tapi dia menahan diri supaya kontol itu tidak tegang saat orang lain masuk.

Ternyata benar saja. Ribut-ribut tiga pria berbahasa Korea mendekat dan masuk. Awalnya Marco merasa dilema, malu atau tetap bertelanjang bulat. Ah, kalau bule tadi tidak merasa malu, kenapa pula dia harus jengah mandi telanjang. Bukankah yang masuk kamar bilas ini juga pria saja? Pasti mandi telanjang adalah biasa di pergaulan internasional.

Mereka tanpa sungkan segera saja bertelanjang. O em ji.... Marco berusaha keras supaya  tidak tegang. Tapi bola matanya tidak bisa menahan untuk tidak menikmati pemandangan indah ini. Kontol mereka sama sekali tidak tegang. Berkali kali Marco mencuri pandang menikmati  tubuh-tubuh indah dan polos. Tubuh kedua orang itu sangat proporsional yah mirip finalis Mens Health mungkin. Sixpack mereka sangat menonjol.

Karena jumlah tiang shower hanya ada 3 maka satu orang menunggu saja. Dua orang Korea itu dengan cepat menyelesaikan bilasnya. Marco dengan tenang menikmati shower dan berlama-lama untuk tidak berlalu dari tempat itu. Dia penasaran melihat bagaimana bentuk senjata Korea yang satu lagi.

Ternyata yang tertinggal untuk mandi adalah yang tadi Marco paling kagumi. Yang paling tinggi. Kedua teman meninggalkan dan berkata akan menunggunya di hotel. Setelah tinggal  mereka berdua saja, pria itu membuka celana renang dan telanjang. Perlahan dia mendekati shower tepat di sebelah shower Marco.

"An nyong ha se yo?" sapa Marco sesudah mengumpulkan niat.

Pria Korea itu sedikit kaget dan tersenyum. Berlanjutlah percakapan mereka.

"Ya aku cuma belajar dari dengarkan film saja" ujar Marco merendah saat Kang Ha Gun, nama Pria Korea itu memuji lafal yang dipakai Marco.

"Cho Neun Marco im ni da" begitu Marco memperkenalkan namanya. Perkenalan yang aneh karena mereka sama-sama telanjang bulat.

Marco semakin berdebar saja saat Ha Gun memandang mata Marco di bawah shower. Marco pun membalasnya. Ha gun mendekatkan bibirnya ke bibir Marco. Marco terdiam karena memang inilah yang dia dambakan.

Entah bagaimana Ha Gun bisa menduga kalau Marco mengaguminya. Marco juga heran bagaimana Ha Gun tahu kalau dia menginginkan sex padahal dia sama sekali tidak mengatakannya. Yang lebih mengherankan lagi bagaimana Ha Gun yang macho itu juga menginginkan sex dengan Marco. Seseorang yang baru dikenalnya beberapa detik yang lampau dalam keadaan telanjang pula.

Bibir Ha Gun semakin dekat. Paha telanjang Ha Gun menempel di paha Marco. Mata mereka terkunci di dalam pandangan. Ha Gun merangkulkan tangan ke pinggang Marco sesaat sebelum bibirnya menyentuh bibir Marco. Marco diam dan membiarkan semua kejadian yang dia dambakan terjadi. Mulut Ha Gun menyedot bibir Marco dan Marco merangkulkan tangan ke leher Ha Gun yang sekitar 10 cm lebih tinggi.

Tubuh telanjang mereka menempel erat di bawah rintik shower yang lembut. Mereka berciuman layaknya sepasang kekasih. Marco merasakan ciuman yang sangat lembut dan romantis. Perut mereka bertempelan namun terasa ada batang yang mengganjal di sana. Dua 'stik ruyung' milik Marco dan Ha Gun.

Marco dan Ha Gun begitu terbakar nafsu. Mereka tidak mempedulikan andai ada orang yang akan masuk ke dalam tempat bilas umum itu. Mereka mengabaikan semua resiko itu.

"Hmmmm mmmm.... " Ha Gun mengerang lembut saat Marco menciumi lehernya.

Ha Gun meremas-remas kontol Marco. Ya kontol Marco lebih gemuk sedikit namun kontol Ha Gun lebih panjang ... tidak berbeda jauhlah. Walaupun ngaceng tetapi kontol Ha Gun masih tertutup kulup. Ya, Ha Gun tidak bersunat. Kepala kontolnya mengintip dari ujung kulup.

Marco berjongkok dan menjilati batang kemaluan Ha Gun. Pangkal hingga ujung dijilat perlahan membuat tubuh Ha Gun bergetar menikmati rasa enak tak tertahankan. Belum lagi Marco mengulangi berkali-kali.

Ha Gun memegang batang kontolnya dan menyorongkan ke mulut Marco. Marco tanggap dan membuka mulutnya. Kontol yang kulupnya belum terbuka itu dijilati dan masuk ke mulut Marco. Di dalam rongga yang basah itu kontol pria Korea itu dihisap dan digelitik dengan lidah. Hingga ketegangan bertambah. Sewaktu kontol itu keluar dari mulut kulupnya sudah membuka. Tentu ini membuat sensitivitas kepala kontol Ha Gun berlipat.

"ooohhhhh...." erang Ha Gun.

Marco langsung memasukkan kontol itu ke dalam mulut lagi dan menghisap. Memasukkan lebih dalam dan mengeluarkan lagi. Marco mengulanginnya beberapa belas kali. Ha Gun menahan agar Marco tidak lagi memasukkan kontolnya yang tegang memerah itu ke dalam mulut.

Ha Gun berjongkok dan memberi kode Marco agar berdiri. Ha Gun juga ingin menikmati kontol Marco. Kontol tegang Marco yang gemuk itu segera lenyap dalam mulut Ha Gun. Mata sipit Ha Gun menjadi hilang tinggal sebaris, ketika menikmati kontol Marco dalam mulutnya.

Mmmmm mmmm begitu Ha Gun menambahkan getaran vibrasi dalam mulutnya. Kontol Marco yang sudah ditahan supaya tidak menegang dari tadi sudah tak dapat bertahan lagi. Gesekan mulut Ha Gun begitu nikmat di setiap titik di batang kontolnya. Pantatnya tak tahan untuk tidak bergoyang mengentoti mulut Ha Gun.

Ooooooaaaahhhh.... Marco menjerit karena dia menyemprotkan sperma dalam mulut Ha Gun. Tak tertahankan kenikmatannya. Ha Gun meludahkan sperma Marco yang segera mengalir menuju pojok pembuangan.

Segera Ha Gun berdiri dan mengocok kontolnya. Marco membiarkannya sambil dia membersihkan sisa sperma yang masih meleleh dari kontolnya. Tak sampai satu menit sperma Ha Gun menyusul sperma Marco. Lalu diciumnya bibir Marco.

"Kwaen chan hae yo?" tanya Ha Gun.

Ha Gun menanyakan kalau Marco baik saja. Dia khawatir Marco shock dengan yang baru saja terjadi. Marco memang tampak bengong menikmati keterkejutan yang nikmat. Marco hanya mengangguk. Ha Gun tersenyum maniiis sekali. Ha Gun mencium Marco supaya shock Marco menghilang.

"Man na so bang ap sum ni da" kata Marco. Marco bilang kalau dia senang ketemu dengan Ha Gun.

Sekali lagi mereka berciuman mesra.

"Sa rang hae yo" ucap Ha Gun.

Marco tak menyangka kalau Ha gun akan mengucapkan itu. Tapi dia menganggap ucapan 'aku cinta kamu' tadi sebagai tanda terimakasih Ha Gun saja. Dia tidak ingin menganggapnya serius. Ha Gun memberikan senyuman termanis dan tak terlupa buat Marco seumur hidupnya.

Ha Gun....  Po go ship ta! I miss you!.... ujar Marco saat mengakhiri kisahnya.


 Kisah Alfond 2 <<<< Sebelum                                                                  Sesudah>>>> Andai saja dia...

1 comment:

Anonymous said...

ANDHY ANSYAH

sebenarnya bahasa koreanya sudah benar.. cuma ejaan nya salah2,

seperti
pangapsumida,, kamu nulisnya pa ngap su mi da...
sarang hae yo.. kamu nulisnya sa rang hae yo..

gitu!!

NB: mat ultah..
kalau bahasa koreanya saeng il chukk hemnida