04 May 2006

MENGANTAR KATERING MENUAI NIKMAT

Seri 2: Malam itu

Ini semua terjadi pada malam itu. Malam yang takkan pernah kulupa seumur hidup. Ini semua terjadi karena tugas yang semula terasa sangat menjengkelkan, mengantar katering pesanan Pak Jo di Puncak. Tapi ternyata tugas itu jadi lebih menyenangkan daripada sekedar chating dan surfing semalaman.

Setelah menyaksikan dan memenangkan (vini vidi vici) sayembara paling asyik sedunia (baca seri 1 cerita Mengantar Katering Menuai Nikmat), saya di antar ke villa Pak Jo. Aku tidak bisa pulang ke rumah karena ban mobil sebelah kanan bocor dan tidak ada cadangannya. Untung Pak Jo berbaik hati menawarkan tempatnya untuk aku menginap.

"Jon, kau hebat! Malam ini sekali lagi ya..." kata-kata Jo mengiang di otakku. Apa mungkin malam ini akan ada acara tari itu lagi ya? Hmm ... ini akan jadi malam panjang paling mengasyikkan neh!

***

"Nah, silakan masuk!" Pak Jo, ah lebih enak memanggilnya Jo, mempersilakanku. Di dalam villa itu terasa kehangatan yang berbeda dari di luar. Rumah itu bergaya country dengan lantai kayu, dilengkapi perapian dan aksesoris western lainnya. Di ruang tengah dilapis karpet bulu lembut yang hangat, hmm tampak nyaman. Jam kukuk kuno di samping perapian berkukuk sekali, jarum pendeknya telah melewati pukul 10. 

"Ruang kita di atas," tangan Jo menunjuk ke satu pintu di atas. Sepertinya memang cuma satu kamar.

"Hai Jo sudah pulang rupanya!" suara seorang pria di belakang kami. Ketika menengok, ya ampun.. itu kan penari pria yang gondrong tadi.

"Kenalkan ini Jon, dia temanku, akan menginap malam ini bersama kita di sini. Mana yang lain?" 

Jo mengenalkanku dengan Dragna. Pria ini tampak macho dengan kaos ketat putihnya yang tipis. Dadanya yang menggelembung tampak jelas, celana gombrong putihnya tampak sexy karena tipis.

"Jon ini sangat hebat tadi ... wah kapan-kapan kalau bersedia kamu bisa ikut kami show di tempat lain." 

Dragna memujiku, ah aku mengerti dia hanya menyenangkanku, kulihat kerlingan matanya tadi. Tapi terus terang aku sempat besar kepala juga.

Jo pergi ke dapur sedang kami duduk di atas karpet bulu itu. Dragna mengambil salah satu majalah dari tumpukan. Ah itu bukan majalah biasa tapi majalah porno. Aku mengikutinya, kuambil sembarang. Edisi beberapa bulan yang lalu. Banyak pria dan wanita berbadan bagus berpose telanjang dengan adegan menantang. Foto-foto itu tampak bagus dan sangat profesional.

"Ini ada minum jahe ginseng, sepertinya baik untuk memulihkan stamina setelah kerja seharian tadi. Lagian siapa tau kita ada lembur." kata Jo menyodorkan gelas kecil padaku dan pada Dragna.

Meskipun tiduran di lantai, sixpack Dragna masih tampak jelas. Tapi mataku lebih mencuri pandang ke tonjolan di bawahnya. Astaga ... dia tidak memakai celana dalam rupanya.

***

Tidak perlu lama untuk sampai ke waktu yang dinanti. Dragna orangnya hangat dan cepat akrab. Ia menunjukkan foto-foto perjalanan karir yang dimulai dari model, hingga beberapa show bersama kelompoknya. Sampai Coy model pria satunya , Alise dan Ann ikut bergabung bersama kami. Ann hanya memakai kimono pendek sedang Alice pakai lingeri sutra yang merangasang.
Kami berenam begitu bebas tanpa sungkan atau sopan santun. Seperti saat ini Coy dan Ann sedang asyik bercumbu di sofa sebelah sementara Jo dan Alise sudah naik ke kamar atas dari tadi. Lenguhan mereka terdengar jelas karena pintu kamar tidak ditutup sama sekali. Sementara aku dan Dragna menonton VCD film biru terbaru dengan bintang kolosal.
Kulirik sofa sebelah, Acoy dan Ann sudah tidak berbusana lagi. Mereka melakukan adegan 69 dengan Ann posisi di atas. Hmm kontolku memberontak, kuremas payudara Ann yang besar dan tampak menggantung kencang. Acoy tidak keberatan sama sekali karena sepertinya dia sedang asik sekali menjilati memek Ann, menjilat dan menggelitiknya.
"Mau ke mana?" tanya Dragna ketika melihat aku beranjak dari Acoy dan Ann.
"Cuma mau lihat Jo sebentar di atas." kataku sambil menuju ke tangga.

Tonjolan kontol Dragna yang panjang tampak jelas. Sepertinya dia minat padaku. Tapi saat itu aku ingin sekali lihat apa yang sedang dilakukan Jo dan Alice di kamar kami. Di atas kasur yang empuk itu kaki Jo terjuntai di pinggir. Alice sedang menaiki kontol Jo. Seketika amblaslah kontol itu ke dalam memek Alice. Alice mulai naik turun seperti sedang menunggang kuda. Mereka sama sekali tidak peduli saat aku berada di samping mereka. Alice hanya tersenyum sesaat, wajahnya kembali dipenuhi rasa kenikmatan kontol Jo.
"Mau gabung, Jon?" Jo menawarkan.

Dia melirik dan memegang kontolku yang sudah tegang karena berbagai pemandangan mesum di banyak sudut. Jo membuka gasper dan resletingku dan tiungg! kontolku langsung keluar karena aku sudah tidak memakai celana dalam lagi. Semenjak adegan tadi, celana dalamku entah hilang kemana.
Aku berdiri mengangkang di atas Jo. Kuberikan kontolku untuk di hisap Alice. Hmmm nikmat sekali ... ah hisapan Al tiada duanya. Adegan itu berlangsung hampir lima menit sampai aku bertelanjang bulat. Tapi aku teringat pada pantat Ann yang sedang 69 tadi, ahhh seperti apa rasanya ya?
Kutinggalkan Jo dan Al aku menuruni tangga dengan tetap bertelanjang bulat. Ternyata tidak hanya Acoy yang minta diservis Ann, Dragna juga sedang menikmati jilatan Ann. Dragna mengibaskan rambutnya yang ikal panjang itu, dia sudah tanpa celana tapi masih berkaus ketat itu. Tampak sangat sexy.
Ketika kudekati mereka, Dragna menarik kontolku dan mulai mengocoknya. Kudekati Dragna dan kurapatkan tubuhku. Ann mengira aku juga ingin dijilat olehnya. Alhasil Ann kerepotan melayani tiga kontol sekaligus. Kontolku dan kontol Dragna dihisap bergantian. Terkadang dia coba memasukkan kontol kami sekaligus ke mulutnya, tentu saja tidak muat.
Sangat nikmat rasanya menempel di tubuh Dragna yang well built ini. Tangan kiriku meremas pantat Dragna sedang tangan kananku meremas rambutnya karena kami berpagutan dengan nikmatnya. Ada lesung di bagian samping pantat yang menandakan dia sering berlatih. Dan itu tanda dia jago sanggama.
Memek Ann melayani Acoy yang sedari tadi belum merasa puas juga. Wajah Acoy sendiri - aku baru sadar - bahwa dia di bawah kami ketika aku merasa ada jilatan lidah di sekitar pangkal paha dan loncengku. Ada rasa hangat basah dan geli tapi enak.
Kontolku dan kontol Dragna sangat basah oleh liur Ann. Kontol Dragna besar dan lurus sedangkan kontolku agak membengkok ke kanan. Ini akibat over onani waktu remaja dulu. Ann mengocok kontol kami berdua seirama dengan naik turun memeknya memeras kontol Acoy. Terkadang kontol kami dikocok bersama dengan dua tangan. Tetapi paling enak ketika disatukan dan dikocok bersama. Ahh nikmat sekali ... dikocok segenggam dengan kontol Dragna.
Aku jadi lupa dengan pantat Ann, sampai Dragna menggunakannya. Ann menikmati sensasi luar biasa saat ini. Tiga kontol besar di tiga lubang kenikmatan. Ann menyedot kontolku, keluar masuk mulutnya dengan kuat, mungkin karena menahan rasa di anus dan memeknya. Setiap sedotan dan dan sentuhan di tenggorokan Ann ada sensasi melayang tersendiri.
Lenguhan kami sangat keras. Semua menikmati sampai goncangan itu semakin kencang, rupanya Dragna ingin segera mencapai puncak setelah sekian lama. Pantat Ann dirojok dengan kerasnya. Acoy menceritakan bahwa kontolnya merasakan kontol Dragna di dalam memek Ann (ah aku rasa dia terlalu berkhayal). Yang pasti aku mendengar tepukan lonceng mereka berdua.. plok plok plok...
Aaahh .. ahhh... Ann melepaskan kontolku dia bergetar kencang. Wajahnya memejam menikmati, ah dia orgasme duluan. Tak lama setelah itu disambung teriakan keras Acoy. Lalu Dragna yang mengocok kontolnya di atas punggung Ann. Tapi sampai lama tidak keluar juga. Kukerlingkan mataku pada Dragna. Seketika dia berhenti mengocok dan berjalan mengambil celana dan kausnya, begitu pula aku. Yah kami menyelesaikan permainan kenikmatan tanpa orgasme. Tapi tadi kami mengalami kenikmatan. Ann dan Acoy tidak mempedulikan kami karena mereka berdua sudah berlalu ke kamar mandi.

***

Baru Dragna selesai memakai pakaian ketika aku berjalan ke kamar atas untuk mengambil pakaian, Jo yang memakai kimono sedang memfokuskan handycamnya pada kami.
"Heii sudah berapa lama kamu merekamnya?" kataku agak emosi sambil mendekati mencoba merebut handycam itu.
"Tenang Jon ... ini hanya koleksi pribadi saja kok!" kilahnya.
Dragna ikut menenangkanku. Dia bilang sudah mengenal Jo lama dan tidak mungkin kalau dia berbuat yang macam-macam. Ya, sepertinya harta bukanlah hal yang penting buat Jo yang sudah berlebih. Malam itu Jo memutar adegannya dan adegan kami berempat di TV layar datar di rumah cowboy itu.
Ketika semua selesai tinggal aku dan Dragna di ruang itu. Ann sudah bertukar pasang, naik ke kamar Jo dan sepertinya Ann tidak mau lepas dari pelukan Jo. Sedang Alice masuk ke kamar Acoy yang tidur di kamar wanita. Ah entah mereka melakukan lagi atau tidak aku sudah tidak peduli.
Malam itu aku tidur dengan Dragna satu ranjang. Aku sengaja tidak memakai apapun di bawah selimut, supaya pakaianku tidak kusut esok pagi. Dragna tidak keberatan. Dia juga tidak menggangguku malam itu. Dia tahu aku begitu kelelahan malam itu. Atau mungkin aku yang tidak tahu.

No comments: