27 November 2008

Kutu Kupret

KUTU KUPRET (2008)

Aku mengenal bocah ini melalui chating di MIRC berlanjut ke Friendster lalu berlanjut lagi ke saling sms.

Sudah berkali-kali kubilang kalau dia bukan tipe yang aku suka.

LO TAU KAN KLO GW SUKA MSCLE. TP NAPA LO AJAK GW TRS? EMANG GA BOSEN DITOLAK MULU?

Smsku yang agak kasar itu cuma ditanggapi sebagai bercanda. Setelah itu kami sms dan berbla bla bla seperti biasa lagi. Anaknya emang gaul dan punya banyak pengetahuan. Apa saja dan tidak melulu tentang sex.

LO GW TOLAK GA BAKAL MARAH NEH? AKU HR RABU GA BISA TAPI MINGGU SIANG BISA.

Itulah awal bencana. Gara-gara sms itu aku terjebak untuk ketemuan. Minggu siang itu kami ketemuan di sebuah cafe waralaba yang sedang naik pendapatan (you know lah!)

Aku tak menyangka aslinya begitu tengil. Dari tampang saja sudah tengil. Senyumnya tengil. Apalagi kalau tertawa. Dia kecil dan kurus. Kulit putih dengan mata licik. Satu yang paling mengagetkan, gayanya yang sedikit lemah gemulai. Meski bukan banci, tapi sudah ada arah ke sana. Siang itu benar-benar awal bencana, kukira.

LO GA SAH MACEM2 DTG KE KOST GW SEGALA DEE!!! MENDING KITA GA SAH HUB LAGI DEH.

Aku harus mengancam supaya dia tidak memasuki kehidupanku terlampau jauh. Aku bukanlah jenis gay yang suka pamer dan show off kalau mereka punya keistimewaan bisa ereksi kepada sesama. Jadi aku paling tidak suka kalau privasiku dikorek terlalu jauh. Kalau mau menikmati aku ya sudah tapi tak usah sampai bfan segala. Apalagi pakai kenalan dengan teman kos, ibu kos, nanti jangan-jangan mau jadi keluarga aku lagi....!

PAN GW DAH BILANG GAK USAH COBA MERAYU DEH! GW PALING GAK SUKA LO MASUK TERLALU JAUH. PAKE KENALAN AMA ERI LAGI! GA USAH NEMUIN DIA LAGI TAU!

Eri adalah sobatku. Lebih dari sobat. Tapi bukan kekasih. Kami saling tau rahasia masing-masing. Aku tahu kalau dia juga punya hobi surfing gambar pria berotot telanjang. Bahkan kami saling melengkapi koleksi. Kadang kami juga nonton video porno bersama dan onani bersama, bahkan saling mengonani. Tapi tak lebih jauh dari itu. Aku tahu dia pria normal seperti aku. Tapi terkadang kami terdesak oleh hormon testosteron yang membuat libido tinggi. Aku tahu siapa pacar dan keluarganya begitu juga sebaliknya.

Itulah yang aku takutkan. Si KUTU KUPRET, begitu aku mulai memanggilnya, melesak terlampau jauh dan mengacaukan kehidupanku.
***

Hari-hariku berlalu tanpa seharipun terlewat sms dari si KUTU KUPRET. Sebenarnya aku sudah menjaga jarak dan tidak membalas smsnya. Tapi ada saja pesan yang membuatku ngeri. Pengetahuan tentang aku bertambah dari hari ke hari. Ada saja rahasia yang tak pernah aku cerita, dia bisa ungkap. Entah dari mana info itu, tapi tepat.

Aku sempat marah ke Eri supaya jangan bilang lebih jauh tentangku. Aku juga melarang dia lebih dekat dengan KUTU KUPRET. Bukan cemburu, tapi sekedar menjaga sobatku. Satu per satu sumber info aku pampat. Tapi ada saja info baru tentangku yang Kutu Kupret tahu. Jangan-jangan dia sudah pasang alat sadap atau kamera pengintai di kamarku. Aku jadi mulai paranoid.

Malam itu aku buka imelku. Ada satu kiriman foto. Kutu Kupret upload satu foto hitam putih. Itu foto aku berumur sekian bulan, tengkurap dan telanjang. Komentarnya: 'Kapan AA mau difoto telanjang lagi?' Shit! Dia dapat dari mana lagi...

***

Entah apa maksud Kutu Kupret. Semakin lama jadi semakin mengganggu. Hidupku jadi tak tenang.Seperti seorang yang membakar surat di kamar dan sekarang api menyambar selimut di kasur.

Aku datang ke rumah Eri kalau kalau dia yang memberikan foto itu. Padahal sebenarnya aku juga tahu kalau Eri tak mungkin menyimpan foto itu. Kecuali kalau Eri juga Kutu Kupret. Apalagi Eri pernah main ke rumahku waktu liburan semester.

Seperti biasa aku nyelonong langsung ke kamar Eri. Kubuka pintu kamar itu dan Shit!... Dibalik selimut putih itu ada Eri dan KUTU KUPRET telanjang. Mereka berdua kaget. Eri ketakutan sedang si Kutu Kupret dan tersenyum mengajak trisom. GILAAAA!!!

***

SORI ROB AKU KHILAF.

Itulah sms Eri beberapa hari kemudian. Menurutku artinya Eri akan mendengar kataku. Logikanya Eri tidak akan bertemu si Kutu Kupret lagi. Aku dengan mudah memaafkan Eri. Akupun tak mau membahas masalah foto itu lagi. Biar tetap jadi misteri.

Meski ada luka tapi kami mulai persahabatan kami kembali lagi. Tapi untuk sementara kami tidak membahas tentang seks dahulu sampai luka hatiku mendingin dan sembuh.

Anehnya semenjak itu sms dari si Kutu Kupret jauh berkurang. Kadang seminggu cuma sekali dan terkadang malah tidak ada sama sekali. Aku kangen tapi aku juga lega dan senang. Entah tak mau tahu lebih jauh tentang aku atau memang infonya sudah tak ada, aku tak tahu.

Tanpa Kutu Kupret kehidupanku mulai normal lagi. Hanya saja aku jadi lebih waspada ke teman chating dan fs. Aku mulai jadi tertutup dan mencurigai setiap ada teman yang meminta nomer hapeku.

***

Aku baru sadar kalau aku tak tahu banyak tentang Kutu Kupret. Entah karena kangen atau dendam, aku mulai surfing tentang kehidupan si Kutu Kupret. Nama aslinya ---, SH, Skomp. Haaa!! Umurnya lebih tua sekian tahun dariku. Dia OP sebuah chanel terkenal di dalnet. Menurut beberapa orang, kerjaannya adalah konsultan IT untuk Microsoft Indonesia. Gila gak tuh!

Ah mengetahui lebih banyak tentang seseorang membuatku kagum. Aku jadi suka dengan perjuangan dia. Aku kagum dengan prestasinya dua gelar sekaligus! Aku juga kagum dengan pekerjaannya. Aku tak ada apa-apanya, mahasiswa dan masih menodong ortu tiap bulan.

Aku mulai sms dia. Aku berhenti memanggilnya si KU... ah jangan disebut lagi. Berkali-kali aku minta maaf melalui sms. Pesanku terkirim tetapi tak berbalas. Rupanya dia marah padaku juga. Aku sms Eri tentangnya dan Eri bilang kalau dia sudah tidak berhubungan lagi. Selama ini aku tak pernah pedulikan perasaannya. Iya karena aku tak suka fisik luarnya.

***

Aku cerita ke Eri tentangnya. Eri mengangguk-angguk dan tersenyum. Eri tahu lebih banyak dari hasil surfingku. Eri memberi beberapa info tambahan yang melengkapi kekagumanku. Bila kubayangkan lagi tampangnya jadi tidak licik tapi cerdas. Fisiknya ... ah tak terlalu kurus juga hanya agak slim dan kencang, mungkin karena hobi jogingnya. Bukan cuma hobi karena ternyata dia pernah jadi atlet praPON untuk cabang atletik.

Tentang gaya bicaranya. Tak berubah. Memang agak lembut dan kemayu sedikit. Moga saja tak menjadi bencong.

***

Suatu ketika Eri mengajakku menunjukkan koleksi film terbarunya. Deg! Aku jadi teringat lagi.Tapi kucoba menepis.

Sepanjang jalan ke rumah Eri diwarnai dengan canda tawa seperti dulu. Aku suka suasana ini. Sobatku Eri sudah kembali. Semoga kami bisa onani bersama nanti.

Kami pun masih cekikikan masuk rumah Eri. Orang tuanya sedang pergi semua. Seperti biasa kami langsung menuju kamar Eri. Sewaktu membuka pintu....

Waks... ada dia di atas kasur Eri. Telanjang dada dengan bagian bawah di dalam selimut. Tak tahu apa yang harus kuperbuat. Otakku tiba-tiba jadi hang. Kubalikkan badan dan lari.....

Lorong rumah Eri jadi panjaaanggg sekali. Kutu Kupreeeeeettttttttt!

2 comments:

Anonymous said...

Hahahaha, dibyangkan rasanya seru bin lucu. Lanjutin dong kisahnya, asal jauh cerita dri ktu kupret. Ngakak cool! :D

Robby said...

Thks dah komen