29 March 2010

ANDAI SAJA DIA TIDAK MELAKUKANNYA

Kisah Marco: Si Tampan Buruk Budi
Sesudah beberapa kali bertemu, Marco semakin suka saja dengan ketampanan dan kedewasaan pikirannya. Seorang bule blasteran yang wajahnya mirip Christian Sugiono. Dia warga negara asing namun bekerja di  Surabaya. Intinya dia punya bisnis di sini. Sebut saja Bruno begitu Marco mengenal dia.

Tinggi Bruno 180 cm dengan berat proporsional dan badan yang masih bagus karena umurnya belum mencapai 30 tahun. Meski demikian tampang bule memang biasa boros. Marco mengenalnya lewat teman facebook. Singkat cerita mereka berjanji bertemu di Jakarta pada satu perjalanan dinas Bruno ke Jakarta.

"Aku di Mekyur Hotel kamar 1033 jangan lupa jam 17.00" kembali Bruno meyakinkan Marco untuk bertemu.

Marco adalah seorang pemuda yang bekerja di kawasan Sudirman Jakarta. Beberapa waktu lampau dia bergabung gym terkenal di kawasan bisnis itu. Bisa dibayangkan hasilnya. Ditambah lagi dasar mudah bergaul dan EQ yang tinggi mendorong dia punya banyak kenalan di dunia maya.  Dia ingin dikenal di antara teman-teman bukan karena fisiknya namun karena pemikiran dan  kecerdasannya.

Tepat pukul 17.00 Marco sudah di Hotel Mekyur dan memencet tombol ke lantai 10. Walau kadang ketemuan dengan teman-teman dunia maya, namun deg-degan masih ada juga. Selama Marco mengenal Bruno sih dia baik meskipun terkadang Bruno terkesan agak sombong dengan fisik dan dunia sexnya. Bruno dengan bangga memamerkan pernah berhubungan dengan model A atau bintang sinetron B, pengusaha C, dan lain sebagainya. Satu sifat yang tidak disukai Marco.

Lift berhenti di lantai 5, 6 dan 8 memperlambat Marco ke lantai 10. Walaupun Bruno bertampang  bule tetapi rambutnya warna hitam maklum saja karena ibunya kan orang Sidoarjo. Bruno sudah terbuka terhadap keluarganya kalau dia adalah seorang Gay. Berbeda sekali dengan Marco, walaupun dia menyukai berhubungan dengan sesama jenis, namun dia tidak ingin ada yang tahu. Utama keluarganya jangan sampai tahu karena dia suatu saat juga akan menikah dengan wanita dan membina rumah tangga seperti lelaki kebanyakan.

Ting!

Lift sampai ke lantai 10 dan membuka. Semula Marco berharap dia disambut Bruno di depan hotel, namun ternyata tidak ada. Kembali dia berharap Bruno ada di lobi ternyata tidak juga. Kini Marco berharap Bruno di depan pintu lift saat lift terbuka. Sayang sekali lagi Marco harus kecewa. Bruno tidak ada di depan lift lantai 10.

Marco berbelok ke arah kiri dan mencari tanda keberadaan kamar 1033. Panah sebelah kiri menunjuk 1001-1045, inilah yang dipilih. Tak terlalu sulit menemukan kamar 1033. Pintu kamar tak terkunci rapat, namun demi kesopanan Marco membunyikan bel.

"Masuk sajaa!! terdengar suara lelaki dari dalam.

Pasti itu Bruno. Marco masuk dan menemukan seorang lelaki sedang tiduran di atas kasur double bed. Dia tidak berpakaian, bagian bawahnya tertutup selimut hotel putih. Bruno meletakkan laptop yang tadi di pangkuannya ke meja di sebelah kirinya. Rupanya dia sedang bekerja atau chating, entahlah.

Badan Bruno putih dengan dada yang terbentuk dan kencang. Mata dan hidungnya memang bule  habis. Perutnya juga kencang dan bersixpack. Bruno keluar dari selimut. Astaga! Bruno telah telanjang bulat. Dia berjalan ke arah Marco dan memeluk Marco. Serangan Bruno begitu mendadak. Belum pulih dari melihat tubuh telanjang Bruno sudah mendapat pelukan. Belum lagi sadar sudah mendapat ciuman di bibir. Astaga!

Bruno berjalan seperti biasa dengan kontolnya yang masih lemas. Dia mengunci pintu depan. Lalu berbalik lagi ke arah Marco.

"C'mon baby..."ujar Bruno merangkul Marco dan menidurkannya di atas ranjang double bed.

Kaki Bruno yang berbulu disilangkan ke paha Marco yang ada di sebelah kanannya. Marco yang belum melepas kaca mata minusnya sempat melihat sekilas ada yang bergerak di laptop Bruno. Sepertinya webcam laptop itu sedang merekam adegan itu. Waktu itu Bruno sudah berhasil  membuka kemeja Marco dan sedang mencoba membuka sabuk yang di pinggang.

Segera saja Marco meloncat dan mendekati laptop Bruno. Benar saja. Dia mendapati di bawah monitor itu menunjukkan ada 7 rekan Bruno yang langsung menyaksikan adegan itu.

"Apa maksud semua ini, heh?!" Marco langsung naik pitam

"Sorry, I can explain it..." ujar Bruno.

"Kamu kira aku ini apa? Menurut kamu aku ini bisa dijadikan tontonan dan bahan tertawaan begitu?"

Jantung Marco langsung saja berdebar-debar. Mukanya panas dan memerah. Serasa tujuh iblis tiba-tiba saja merasukinya. Laptop milik Bruno diangkat dan dibanting ke lantai.

BRAAK!!

Monitor laptop langsung padam seketika. Bruno hanya melongo saja.

Marco cepat-cepat merapikan kemejanya.

"Ingat. Tak perlu hubungi aku lagi! Aku tak mau kenal kamu lagi..." teriak Marco.

Bruno hanya bershat-shit ria sendiri saja sambil memandangi laptopnya.

"Gooo Damn!"

Bruno memaki-maki dengan keras mukanya memerah. Marco segera angkat kaki dari kamar itu. Semenjak itu dia tak lagi berhubungan dengan bule yang dianggap jahanam itu.

Aduh! Maaf pembaca, seharusnya kisahnya tidak seperti itu kalau saja Bruno tidak merekam melalui webcam. Tidak semua orang bisa dilecehkan begitu saja kan? Buat para 'Bruno' yang suka pamer di luar sana, jangan lakukan pelecehan pasangan. Baik akan ML maupun sesudah ML. Buat kalian yang suka difoto atau direkam video waktu ML hati hatilah! Kita tidak tahu apa yang terjadi esok atau lusa.

Sebagai obat kekecewaan atas kisah Marco ini, nikmati fantasiku. Robby dan Bruno (kali ini tidak ada webcam. Hehehe...)

ADEGAN DI PINTU 1033

"Masuk sajaa!! terdengar suara lelaki dari dalam.

Pasti itu Bruno. Robby masuk dan menemukan seorang lelaki sedang tiduran di atas kasur double bed. Dia tidak berpakaian, bagian bawahnya tertutup selimut hotel putih. Bruno menutup dan meletakkan laptop yang tadi di pangkuannya ke meja di sebelah kirinya. Rupanya dia  sedang bekerja atau chating, entahlah.

Badan Bruno agak coklat terbakar (btw Robby lebih suka pria yang berkulit kecoklatan dan  tidak putih pucat seperti tidak pernah terkena sinar matahari). Dadanya terbentuk membulat dan kencang. Mata dan hidungnya memang bule habis. Perutnya juga kencang dan bersixpack.

Bruno keluar dari selimut. Astaga! Bruno telah telanjang bulat. Dia berjalan ke arah Robby lalu memeluk Robby dari depan. Serangan Bruno begitu mendadak. Belum pulih dari melihat tubuh telanjang Bruno sudah mendapat pelukan. Belum lagi sadar sudah mendapat ciuman di bibir. Astaga!

Bruno berjalan seperti biasa dengan kontolnya yang masih lemas. Dia mengunci pintu depan.  Lalu berbalik lagi ke arah Robby.

"C'mon baby..."ujar Bruno merangkul Robby dan menidurkannya di atas ranjang double bed.

Robby dan Bruno yang berotot itu berciuman dengan penuh nafsu. Bibir Robby dan Bruno saling melumat. Seperti kertas kering diberi api ujungnya, segera apinya meluas. Begitu nafsu yang terpicu dari ciuman itu. Tangan Robby menggerayang (PEGANG SANA, PEGANG SINI, TAK TAKUT  LAGI.... jingle iklan pembersih lantai).

Bruno juga begitu. Tak tahan dia ingin menelanjangi Robby. Karena sulit membuka, kemeja Robby segera disebrot dan kancing pun berhamburan ke lantai karpet. Mulut Robby dan Bruno tetap menempel. Bruno tak tahan untuk meremas isi celana Robby sambil membuka gaspernya. Srett... dalam beberapa detik saja Robby pun bertelanjang benar-benar tak ada benang selembar pun.

Mereka Berpelukan sambil melampiaskan kangen(?), bukan, rasa tak ingin terpisahkan. Bruno ingin memiliki tubuh Robby demikian juga sebaliknya. Pelukan mereka sekuat keinginan mereka untuk bersatu tubuh. Andai bisa diubah menjadi energi listrik mungkin energi cinta yang mereka gunakan bisa menghidupkan tata lampu sebuah mega konser band luar negeri.

"I love u, baby..." ujar Bruno.

"Call me 'man' not baby.. okay?" balas Robby.

"Okay, my man..." Bruno tersenyum manis dan melumat bibir Robby.

Hmmm ammmm hhmmmm mmmhhhh.... erangan itu berterbangan bebas di kamar hotel bertarif juta  semalam. Bruno menindih Robby namun sebaliknya Robby menindih Bruno. Keringat mereka mulai menetes meskipun AC sudah dipasang pada suhu 18 derajat celsius. Keringat mereka bercampur dan membuat licin tubuh mereka.

"Fuck me my man..." bisik Bruno ditengah sangenya.

Mendapat kata kunci emas itu segera saja Robby mencari celana dan merogoh kantongnya. Dikeluarkan sebuah kemasan perak segi empat. Ya, itu pengaman, komponen penting yang selalu dibawa petualang sejati. Robby mengenakan pada batangnya yang mencuat 15 cm itu. Memang masih kalah panjang dibandingkan milik Bruno yang mencapai 18 atau 19cm, besar lagi. Walau begitu tampaknya Bruno adalah seorang Bottom.

Sambil mengenakan kondom, Robby menjilati six pack Bruno yang benar-benar tercetak jelas meskipun dia telentang. Turun ke bawah ke batang kenikmatan Bruno...

"Ahhh yesshhh ... fuck me!" erang Bruno.

Robby bertindak lebih berani lagi. Dikangkangkan paha Bruno dan dijilati dua buah bola gepeng yang bergelantungan di bawah batang kenikmatan tadi. Jilatan Robby menurun hingga mendekati lubang dubur Bruno. Ah rupanya Bruno benar-benar siap. Kontol dan duburnya bersih dan wangi. Mungkin memang sengaja dibersihkan dan disemprot wewangian maskulin. Sama sekali tak berbau terasi. Membuat Robby tak ragu menjelajah semua.

Ooooouuuuuuuuhhhhhh shit! Aaaaahhhhh.... Bruno menjerit sekencangnya karena syarafnya mengirimkan sinyal kenikmatan besar ke otaknya.

"More. Lagi. Terus... my man!" Bruno ketagihan.

Robby menjilati sekitar lubang yang kembang kempis memerah itu. Menciumi paha dan bongkahan pantat Bruno yang kencang dan sexy. Robby memberikan aksi final dan menancapkan lidahnya di tengah lubang itu.

Terasa benda licin hangat itu menusuk lembut dan nikmat. Pantat Bruno sampai terangkat tinggi. Geli dan nikmat sekali.

Oooaaaahhh yesss.. you are great fucker!

Setelah mengendur, Robby mengulangi sekali lagi

Lobang anus Bruno mengendur dan menampakkan lubang besar yang siap dieksplorasi oleh batang Robby. Digenggamnya batang kemaluan yang agak melemas dan dipukul-pukulkan ke paha dalam Bruno. Batang itu kembali mengeras dan..

Blesh!

Tanpa ampun langsung memasuki lubang anus yang segera mengkerut karena kaget. Batang Robby terasa tersedot dan diremas kencang.

Oooooohhhhh.... erang Robby.

Tubuhnya jatuh dan memeluk Bruno. Ketika anus Bruno mulai mengembang lagi, batang Robby masuk lebih dalam pelan-pelan. Mereka berdua terdiam sejenak. Bruno merasa bukan hanya anusnya yang 'terpenuhi', hatinya juga. Kehangatan yang dalam mengisi kekosongan jiwanya, kerinduan yang tak terpenuhi oleh orang tuanya yang selalu sibuk.

Robby mencium Bruno yang terdiam memeluk punggungnya. Di ujung mata Bruno menetes air mata.

"Sorry, sakit ya?" Robby berusaha bangun.

Namun lengan perkasa Bruno menahan supaya tetap pada posisi itu dan tetap berpelukan. Bruno menghapus air mata dengan punggung tangan kanannya.

"Hiks.. sorry... aku ... -tertahan karena Bruno menghirup kembali cairan hidung yang mau mengalir- aku... begitu bahagia my man..."

Robby menciumi muka Bruno dengan lembut. Hingga tiba di bibir Bruno dan mengisapnya. Bruno tersenyum saat Robby melepaskan ciuman bibir.

"Don't leave me, my man!" Bruno tak ingin berpisah lagi dengan Robby.

Robby tersenyum penuh arti pada Bruno. Lalu Robby mulai menarik batangnya dari dalam lubang hangat Bruno. Lalu memasukkannya lagi. Bruno tersenyum.

Bruno meraih bibir Robby dengan bibirnya. Mereka saling memagut. Saling merangsang dengan  lidah saling mengisap. Membagi kehangatan. Sementara pantat Robby bergerak turun naik menembusi pantat Bruno tanpa ampun. Rambut kemaluan Robby menggelitik sekitar lubang pantat Bruno membuat sensasi geli tapi enak.

Bruno merasa sangat pas disetubuhi Robby seperti itu. Dia merasa tambah yakin kalau Robby  adalah lelaki yang memang diperuntukkan baginya. Dia merasa nikmat. Dia merasa hangat. Bruno merasa dihargai dan terlebih dari itu Bruno merasa bagi dialah lelaki ini (Robby) ada.

"Ah.. ahhh.. ahh.. ahh..." nyanyian nikmat Robby.

Tubuh Robby ditumpu di atas dua tangannya. Pantatnya naik turun membuat kontol perkasanya menembusi si bule tampan itu. Pantat Bruno terasa begitu sempit.  Tampaknya kontol Robby mengenai titik nikmat di bagian dalam yang membuat Bruno kembali ereksi. Kontol Bruno yang mengeras penuh memukul-mukul perutnya dan perut Bruno.

Kenikmatan ditambah kenikmatan. Seperti selangkah demi selangkah menuju gerbang kenikmatan penuh yang tak berujung.

"Ow ow yeshhh my mannnn ossshhh... ah ah ah" erang Bruno

Gerakan entotan Robby semakin lama semakin semangat. Keringat terkadang menetes dari rambut di dahinya. Punggung Robby tampak liat mengkilat. Tubuh Bruno tergoncang-goncang seirama dengan gerakan Robby. Bruno ramai sekali mengerang mengekspresikan kenikmatannya.

"Oh my man.. sepertinya.. ah aku hampir cum..." Bruno sudah mendekati orgasmenya.

Robby mempercepat gerakan masuk keluarnya. Berusaha menyentuh Gspot Bruno dengan sodokan yang semakin kasar. Lalu tubuh Bruno pun mengejang sehingga Robby kesulitan memasukkan batang kenikmatannya. Lubang anus Bruno mengkerut meremas-remas kencang kontol Robby yang masih ada di dalam.

Yessshhh crot-crot crot... mani Bruno menyembur membasahi dada dan perutnya sendiri. Kental putih bening dan banyak sekali.

Sementara kontol Robby yang terjepit di dalam dubur Bruno sempat terasa sakit. Begitu kencang Bruno mencengkeram sewaktu orgasme tadi. Setelah cukup longgar Robby menarik kontolnya lalu dia melepaskan karet kondom yang masih kosong itu. Robby sekarang mengangkang di atas dada Bruno yang kekar. Kaki kanan dan kirinya menjepit dada Bruno yang kekar.

Dia mengocok kontolnya sendiri di hadapan muka Bruno. Semakin lama semakin cepat. Bruno  membuka mulutnya dan mengijinkan agar mani Robby masuk ke sana. Kocokannya lancar membawa maninya secara instan ke ujung kepala kontol.

Oh owh owh yess aaaaaaaaahhhhhh crot crot crot... mani Robby memancar jauh ke atas kepala Bruno lalu ke muka Bruno dan banyak juga yang masuk ke mulut. Robby mengurut kontolnya agar tidak  ada cairan tersisa di batang kontolnya yang mungkin terbuang.

Setelah itu diciuminya Bruno. Sambil dijilati maninya sendiri yang tersisa di muka Bruno.  Mereka berpelukan bertindihan lamaa sekali. Hingga tanpa sadar Mani Bruno yang tadi memancar ke perut Bruno mengering dan menjadi semacam lem dan merekatkan perut keduanya.

Beberapa waktu mereka tertidur. Robby terbangun ketika ia bermimpi dicium dementor, ternyata Bruno mengisap mulutnya... kaget tapi menyenangkan. Ahh, menyenangkan bisa mendapat teman kencan seperti Bruno.

Mereka kemudian mandi bersama. Mereka bersetubuh lagi di dalam bathup.



Bergaul di Gili Nanggu <<<< Sebelum

5 comments:

IC said...

Watta HOT Story.... Karakter tokohnya kuat banget. Cool!!

Robby said...

@IC, makasih ya, ikuti terus cerita-cerita Robby. Dah baca yang lain?

Anonymous said...

Hebat........... elo emang berbakat cerita, btw kadang2 buat dari REAL story elo donk :)

Robby said...

Real Story sebetulnya ada kok.. tapi tidak sebagus yang ini. Nanti kapan kapan aku buka buat sahabat sahabatku...

Unknown said...

roby yank nyata ada tdk .. i miiss you my love