27 May 2010

Gara-gara Hape 2

 Seri sebelumnya:
Gara-gara hape



Semalam sampai pusing aku mencari hape yang ternyata ketinggalan di kursi mobil. Rasanya hidup sudah tak mungkin terpisah dari satu alat elektronik ini. Apalagi setelah mentransfer film-film seru milik mas Rebo. Aku tak ingin hape ini jatuh ke tangan orang lain. Atau bisa-bisa nama ayah yang seorang pemuka masyarakat bakal tercoreng.

"Sudah ditambahi ya mas?" bisik Mas Rebo di telingaku.

"Eh mas. Bikin kaget saja,"

Mas Rebo duduk di kursi sebelah di beranda depan. Mas Rebo memperhatikan wajahku yang saat itu sedang chat dengan YM! di hape.

"Asik amat smsnya. Sms dengan cowok apa cewek nih?"

"Ah mau tahu aja," timpalku.

Lalu kami diam.

"Eh tadi mas mau bilang apa?" tanyaku tiba-tiba.

"Eee itu, tadi malam saya sempet lihat film-film di hape mas," ujar Mas Rebo.

"Terus?" tanyaku.

"Mmm.. yang punya orang barat itu gede juga ya..."

Mas Rebo rupanya melihat film yang kuunduh dari 'gaybeef' yang memang banyak berisi gratisan. Film itu menggambarkan dua orang pemuda latin yang macho dan berotot. Satu orang sedang berdiri sedang satunya berlutut mengoral kontol yang lain.

".. enak kali dikulum gitu ya mas..." Mas Rebo memancingku.

Wah lagi horninya chat sama temen di YM! ditambah tawaran begihi. Jadi dah!

"Mas Rebo lagi ingin dikulum ya?" tanyaku memandangnya.

Sementara jariku menuliskan pesan selamat tinggal pada temen-temen di YM! Aku memandang Mas Rebo yang tampak benar-benar ingin. Tiba-tiba wajahnya mendekat ke wajahku. Langsung saja kutahan dadanya.

"Sabar Mas. Kita ke kamar Mas saja yuk!" ajakku.

Mas Rebo tampak sudah tak tahan. Sepanjang jalan ke kamar beberapa kali dia memelukku dari belakang dan menciumiku. Tonjolan kontolnya yang panjang keras mengganjal digosokkan ke pantatku

Tak sampai semenit kami berdua sudah bertelanjang bulat. Benar-benar ganas Mas Rebo malam ini.

Entah kapan Mas Rebo mengambil hape. Tiba-tiba dia sedang sibuk menyetel ke mode video.

"Eiit jangan deh Mas..!" aku menolak.

"Enggak mas, ini cuma adegan aku mengoral kontol Mas Ariel aja kok!"

Rupanya mas Rebo ingin membuat video pribadi dengan adegan yang tadi dibicarakan.

"Tapi jangan kelihatan wajahku ya mas!" pintaku.

Tangan kirinya memegang kontolku. Tangan kanan memegang hape yang mengarah ke wajahnya dan kontolku. Klik! Adeganpun mulai. Kontolku dijilati oleh Mas Rebo. Pangkalnya, lalu sepanjang batang, hingga ke perbatasan kepala kontol. Di bagian ini lidah merah itu lincah bermain membuat aku merasa sangat geli sekaligus terangsang. Apalagi waktu dia memainkan dekat lubang kencing. Hoooahhh ingin lepas rasanyas sendi lututku. Lalu dia mengecum kontolku dengan bibirnya yang hitam tebal. Kecupanny berbalik turun menyusuri batang kemaluanku. Hingga ke pangkal dan happp! Dilahapnya kedua testisku. Dia memainkan keduanya sebentar lalu plop!

Kontolku basah oleh air liur Mas Rebo. Adegan masih terus direkam. HIngga Mas Rebo memasukkan kontolku ke mulutnya. Terasa sangat hangat. Kontolku dihisap sambil diurut perlahan hingga terlepas dari bibir. Lalu dimasukkan lagi. Mas Rebo mulai mengocok kontolku dengan bibir. Terasa lidahnya coba memainkan lubang kencingku sesekali.

"Sudah ya mas... aku rasa hampir keluar nih!" ujarku tak tahan.

Mas Rebo melepas kontolku. Lalu dia mengambil sesuatu dari celana panjang yang sudah dilepas tadi. Rupanya itu kondom. Lalu setelah merobek bungkusnya, kondom itu dikenakan di kontolnya  yang sedari tadi tegak mengacung.

"Mas, nungging mas. Ayo..." pintanya.

Astaga! Rupanya ia ingin membobol pantatku dengan kontol gede itu.

"Nggak lah, mas!" tolakku karena takut.

"Tenang saja mas... pelan saja... kita coba... pasti enak.." rayunya dengan wajah meminta yang sukar kutolak.

Setelah sebentar berpikir. Kenapa tidak? Oke aku akan terima resiko sakitnya. Tapi juga akan kurasakan betapa nikmatnya.

"Tapi bener lo mas. Pelan-pelan!" pintaku tegas.

"Iya..." senyumnya tersungging sedikit.

Dahi Mas Rebo sampai berkeringat. Tentu dia berjuang keras untuk mengumpulkan keberanian.

"Pakai ini ya mas..." Mas Rebo menunjukkan sesuatu seperti tempat pasta gigi.

"Apa itu mas?"

"Ini pelumas. Mas dapetin dari tante depan tuh! Katanya dia biasa pakai buat melumasi kontol mainan kalau dia mau masturbasi..."

Jeli itu rasanya dingin tapi licin. Satu jari tengah Mas Rebo dengan susah mencoba menembus lubang pantatku. Aww! Sakit rasanaya sewaktu Mas Rebo agak tak sabar menusuk. Berikutnya  sakit juga... tapi kutahan. Lama kelamaan terasa biasa bahkan ketika dua jari Mas Rebo keluar masuk.

"Siap ya mas..." Mas Rebo memberi aba-aba.

Mas Rebo mengarahkan kontol 20 cm-nya ke lubangku. Ada rasa mengganjal di sana. Aww! Sekali  lagi terasa. Mulutku menganga menahan sakit. Badanku reflek maju untuk mengurangi rasa itu. Tapi ada sesuatu yang mengganjal tetap ikut. Mas Rebo segera memegang pinggangku. Wah ternyata kontol mas Rebo sudah mulai masuk. Gila! ini pengalaman pertamaku disodomi. Sungguh, seumur hidup ini yang pertama.

Rasa dingin di lubang pantatku. Rupanya Mas Rebo menambah jeli supaya kontolnya lebih lancar. Dari antara pahaku nampak kedua bolanya mendekat ke bolaku. Kukedutkan pantatku.

"Ahhhh yess.." ujar mas Rebo sedikit berbahasa inggris seperti di vcd porno yang sering ditonton.

Aku senang, lalu kukedutkan lagi. Mas Rebo keenakan. Kuulangi beberapa kali. Sampai Mas Rebo mencengkeram erat pinggangku. Tiba-tiba tubuhku merasa bergoncang. Gila! ini beneran aku sedang disodomi oleh sopirku sendiri. Mas Rebo memeluk erat tubuhku. Dia sudah orgasme. Cepat sekali!

"Terimakasih, ya Mas Ariel," sambil dikecup pipiku.

"Enak sekali mas...," ujarnnya.

"Saya suka sekali sama mas. Saya cinta sama mas..." imbuhnya.

Weh baru sekali ini aku dirayu. Oleh seorang pria lagi. Gombal!

Plop! Mas Rebo menarik kontolnya yang melemas. Ada yang kosong di sana. Tapi tak beberapa lama hanya tinggal rasa pegal saja. Ah, ternyata tak sesakit yang diceritakan teman-teman di sms dan di chat. Mungkin Mas Rebo melakukannya dengan benar.

Di ujung kondom Mas Rebo terkumpul banyak sekali cairan sperma. Mas Rebo menarik ujung kondom sambil mengurut dari pangkal kontol hingga ke ujungnya. Walaupun sudah lemas kontol itu masih nampak lebih panjang dari milikku. Masih mengkilat. Diambilnya sarung, kontol itu dilap hingga bersih.

"Mas, aku juga mau nusuk pantat Mas!" ujarku.

"Jangan mas. Hari ini saya belum ke belakang. Takut kotor. Lain kali saja ya mas..." pintanya.

"Terus, ini bagaimana?" sambil kutunjukan kontolku yang ngaceng.

"Ya sudah sini saya onanikan..." Mas Rebo mengalah.

"Ngga mau. Kulum!"perintahku.

Happ! Mas Rebo segera melahap kontolku. Kontolku diseliputi permukaan mulut yang hangat dan basah. Lalu diputar-putarkan lidahnya... uuuhhhh teriakku tak kuat menahan rasa keenakan. Tangan kiri Mas Rebo menggenggam batang kontolku sedang mulutnya keluar masuk. Oooohhh melayang rasanya.

Terkadang kontolku dikocok. Saat itu mata Mas Rebo memandang dengan cinta ke arahku. Lalu dikulum kembali. Aku paling suka sedotan Mas Rebo, bikin ketagihan. Lalu dikocok dengan bibir keluar masuk lagi. Semakin cepat. Aku merasa semakin dekat orgasmeku.

"Yeeahh Mass, terus masshh, aaahhh hampir neh!" ujarku memberi aba-aba.

Bukannya makin pelan. Mas Rebo makin semangat.

"Maasss sekarang aaahhhhh ooooooohhhh...." erangku.

Maniku muncrat semua di mulut mas Rebo. Lalu ditelannya. Bahkan masih dibersihkannya lagi sisa-sisa sperma yang keluar terakhir. Bersih sekali. Sebagai tanda kepuasanku kukecup ujung bibir Mas Rebo. Hampir ciuman mulut tapi kutahan. Mata kami bertemu. Lalu kami berpelukan lama sekali dalam keadaan masih telanjang bulat.

Itulah pengalaman termanisku. Hari Rabu Mas Rebo kembali ke kampung. Entah karena alasan apa  dia memutuskan untuk tidak bekerja lagi pada kami. Ah, mas Rebo sekarang kau di mana?

3 comments:

Anonymous said...

Cerita lumayan hot meskipun agak berbeda dari yang sebelumnya...Disini langsung ke adegan inti, yg sebelumnya cerita mengalir perlahan baru tancap gas..tapi yg ini sedikit prolognya..

but anyway, it's a good story...

Robby said...

Terimakasih untuk Komentarnya... karena sudah tau prolognya di seri satu maka di sini ga perlu basa-basi lagi hehehe...

Unknown said...

bagus ceritanya ..i like it